Jakarta, Aktual.com — Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq mengatakan mendukung rencana pemerintah mengambil alih Flight Information Region (FIR) di langit Natuna yang dipegang selama 60 tahun oleh Singapura.

Menurut dia, saat ini dari segi kemampuan pertahanan khususnya dalam menjaga kemanan wilayah udara NKRI sudah sangat mempuni.

“Kalau TNI sudah lama kami minta dan pemerintah untuk ambil FIR dari Singapura. Dulu memang ada pertimbangan masalah kemampuan tapi sekarang sudah mampu, tidak ada alasan.” kata Mahfudz, di Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (10/9).

Politikus PKS itu menegasakan bahwa sudah selayaknya pemerintah mengambil FIR dari Singapura sabagai bentuk pertahan wilayah udara Indonesia.

“Tinggal kementerian perhubungan, kementerian luar negeri, Kementerian Pertahanan duduk bersama. Itu bisa. Tinggal kemauan pemerintah, tidak maju mundur lagi,”seru dia.

Sebelumnya Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan pemerintah akan mengambil alih FIR di kawasan Natuna dan perbatasan Kalimantan Barat paling lambat 2019.

“Arahan Presiden bahwa kami dalam 3-4 tahun ini mempersiapkan peralatan-peralatan dan personel yang lebih baik sehingga ruang udara kita dapat dikelola sendiri oleh Indonesia. Selama ini, itu ditugaskan Singapura untuk mengelolanya,” ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Istana Kepresidenan, Selasa (8/9).

Wilayah udara milik Indonesia ini dikelola oleh Singapura sejak tahun 1946. Pekan lalu Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyatakan Singapura tidak memiliki wewenang melakukan latihan militer di wilayah Indonesia meskipun sebagai pengelola FIR.”Danger area ini adalah hanya untuk keselamatan. Tidak boleh dilakukan untuk latihan militer. Saya ulangi, tidak boleh latihan militer,” ujar Gatot di Istana Kepresiden, Jakarta, Selasa (8/9).

Pernyataan Panglima ini menyusul adanya aktifitas penggunaan pesawat tempur di wilayah udara Indonesia oleh Singapura.”Karena kalau sampai latihan militer tanpa izin Indonesia itu sudah melanggar Annex 11 karena tidak berkaitan. Untuk itu, TNI AU tetap mengadakan patroli. Bila ada pesawat-pesawat lain melakukan latihan militer, tugas AU untuk mengingatkan dan mengusir dari tempat itu,” kata Gatot.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang