“Padahal dengan uang Rp 90 triliun (dana abadi umat) ditambah dengan visi Saudi baru kita bisa punya kampung Indonesia di Madinah yang kampung itu bisa jadi etalase Indonesia yang tidak hanya orang Saudi tapi seluruh dunia yang umroh bisa menginap di situ,” sebut Presiden KA KAHMI itu.

Sehingga, ia menegaskan agar dana abadi umat tidak kemudian dilencengkan untuk kepentingan di luar keperluan haji ataupun umroh.

“Dana haji harus prioritasnya kemasalahatan haji. Kalau mau investasi biar investasi di fasilitas haji, akomodasi konsumsi rumah sakit. Indonesia harus bangun rumah sakit yang hebat di Saudi, jamaah umroh butuh rumah sakit berkelas di sana. Ini memerlukan sikap progresif dari kita,” tadasnya.

Laporan: Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid