Chatib Basri, Sri Mulyani, Darmin Nasution
Chatib Basri, Sri Mulyani, Darmin Nasution

‎Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi XI DPR RI menilai masuknya nama Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam reshuffle jajaran kabinet kerja telah menciderai semangat nawacita dan trisakti yang digembor-gemborkan Presiden Joko Widodo pada janji kampanyenya. Pasalnya, Sri Mulyani lebih cenderung pro-pasar dan pro-asing dalam memberikan sebuah kebijakan.

“Saya heran kalau ada pihak yang mendorong Sri Mulyani ini akan masuk ke kabinet kerja Jokowi-JK. Pasalnya mazhab Neo Liberalisme yang dianut oleh Sri Mulyani tidak sejalan dengan semangat Trisakti dan program Nawacita membangun prinsip ekonomi kerakyatan yang menjadi janji politik Presiden Jokowi,” ujar Anggota Komisi XI Muhammad Misbakhun di Jakarta, Kamis (16/7).

Beberapa kalangan menilai, krisis melambatnya pertumbuhan ekonomi yang terlihat pada menurunnya ekspor, investasi dan daya beli masyarakat membutuhkan seorang menteri yang mempunyai kapabilitas dan pengalaman. Namun tidak serta merta menunjuk menteri sektor ekonomi yang bermazhab neoliberalisme, lebih mementingkan kepentingan pasar daripada kepentingan rakyat Indonesia.

“‎Presiden Jokowi tidak boleh tergoda rayuan di tengah jalan yang menjanjian janji palsu seperti tukang obat jalanan yang menawarkan obat penawar rasa sakit secara instan. Penyakit struktural negara tidak bisa diselesaikan secara instan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, nama Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, kembali hangat diperbincangkan. Sri Mulyani disebut-sebut menjadi salah satu kandidat calon menteri yang akan digaet masuk kabinet, seiring isu reshuffle.

Terkait resuffle kabinet, kelemahan yang selalu muncul adalah soal penentuan tim ekonomi. Menurutnya, Jokowi harus menentukan secara bijak dan tepat, tokoh-tokoh yang memang mampu menyelesaikan persoalan ekonomi kebangsaan.

“Kelemahan kita dari dulu tim ekonomi, dan saat ini tim ekonomi luar biasa parah, saya belum tahu apakah ada ekonom kita yang bisa melakukan penyehatan ekonomi kita. Presiden Jokowi harus benar-benar jeli,” ujar Dosen Fisip USU, Dadang Darmawan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka