Jakarta, Aktual.com – Persoalan kematian seorang Warga Korea Utara yang diduga Kim Jong Nam, saudara se-ayah dari Pemimpin Korut Kim Jong Un, memicu ketegangan hubungan bilateral antara Malaysia dan Korut. Saling “usir” Dubes dan saling sandera warga negara antar kedua negara, sudah menjadi kekerasan diplomasi antar dua yang berpotensi melebar menjadi konflik terbuka antar kedua negara bahkan menyebar ke kawasan Asia Timur-Tenggara apabila tidak segera diantisipasi secara dini.
Anggota Komisi I DPR RI Andreas Hugo Pareira menilai persoalan tersebut harus dipahami secara jernih dan tidak emosional. Menurutnya, kematian pria Korut tersebut perlu dibuktikan lebih dahulu bahwa yang bersangkutan adalah Kim Jong Nam.
“Kalau tidak, ini sebenarnya siapa, karena di paspor tertera nama Kim Chol. Ini penting untuk mengetahui motiv pembunuhan,” ujar Andreas di Jakarta, Rabu (8/3).
Bila benar bahwa pria yang terbunuh tersebut adalah Kim Jong Nam, kata dia, seharusnya ini dilihat sebagai persoalan dalam negeri Korut.
“Kasus kejadian di Malaysia, dan melibatkan warga negara lain seharusnya dilihat sebagai kasus kriminal atau korban kriminal yang merupakan ekses konflik dalam negeri Korut,” kata Politikus PDIP ini.
Andreas menambahkan, meskipun tidak terlibat secara langsung, Indonesia sebagai negara sahabat dari Malaysia dan Korut perlu berperan menengahi ketegangan ini agar tidak melebar. Disamping perlu memberikan bantuan hukum untuk Siti Aisyah, WNI yang diduga terlibat dalam kasus ini.
“Keterlibatan Indonesia menengahi ketegangan kedua negara paling tidak menengahi dan mengajak perwakilan kedua negara untuk duduk bersama dan membicarakan dan mencari solusi atas kasus ini,” pungkasnya.
Laporan: Nailin In Saroh
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid