Menjaga keamanan, perdamaian dan stabilitas kawasan, kata dia, tidak bisa dilakukan hanya dengan menghindari konflik diplomatik. Krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine, Myanmar, bahkan membuktikan jika diplomasi itu justru bisa kontraproduktif terhadap penciptaan perdamaian.

“Diplomasi semacam itu justru telah gagal memberikan perlindungan terhadap anak bangsa sesama kawasan,” katanya.

Dia menyadari, penarikan duta besar Indonesia dari Myanmar juga tidak akan banyak berdampak terhadap kepentingan nasional khususnya Indonesia. Apalagi, hubungan perdagangan dengan mereka juga nilainya terus menerus anjlok.

“Jika pada 2013 nilai ekspor Indonesia ke Myanmar mencapai US$556 juta. Pada 2016 nilainya tinggal US$145 juta saja.”

“Kita selama ini menganggap jika Myanmar sangat menghormati Indonesia, karena kitalah dulu yang telah merangkul mereka menjadi anggota ASEAN dan juga turut membantu proses transisi demokrasi di sana. Tapi, pesan kita ternyata kurang tegas dipahami oleh Myanmar,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu