Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan kasus COVID-19 aktif bertambah 3 orang, sehingga pasien positif terpapar virus corona yang masih menjalani isolasi menjadi 23 orang. (Aprionis)

Jakarta, aktual.com – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengingatkan perlunya kesiapan sistem isolasi mandiri COVID-19 mulai dari hulu hingga hilir.

Kurniasih Mufidayati dalam keterangannya diterima di Jakarta, Minggu (30/1), menyebutkan ia mencermati angka keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) COVID-19 di Jakarta menyentuh angka 45 persen.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, 48 persen yang dirawat adalah pasien tanpa gejala dan gejala ringan.

Mufidayati mengatakan isolasi mandiri bisa dilakukan bagi pasien konfirmasi positif dengan gejala ringan dan tanpa gejala, dengan catatan semua sistem isolasi mandiri siap dari hulu ke hilir.

“Isoman bisa dilakukan dengan syarat tetap ada pemenuhan hak kesehatan masyarakat. Jadi dijamin, tidak dilepaskan begitu saja,” kata dia.

Ia menyebut, pemerintah sudah memiliki pengalaman saat lonjakan tinggi kasus Delta dengan banyaknya masyarakat yang isolasi mandiri di rumah, karena tidak mendapat tempat perawatan. Dari pengalaman itu, ujar dia, saat ini tentunya bisa lebih baik dalam mengatasi pasien isolasi mandiri.

Dia meminta protokol isolasi mandiri mulai dijalankan dengan layanan telemedisin yang bagus. Sosialisasi perlu digencarkan bagaimana memanfaatkan telemedisin bagi kasus isolasi mandiri COVID-19 yang resmi oleh pemerintah.

“Masih banyak yang belum tahu alur telemedicine yang resmi oleh pemerintah agar terpusat dan tidak salah konsultasi atau bahkan lebih parah bisa dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan situasi darurat masyarakat,” ujarnya pula.

Menurutnya, pasien isolasi mandiri juga harus terjamin dalam mendapatkan obat yang sesuai dan alur pengiriman yang cepat. Alur distribusi obat sampai ke pasien sudah harus dipersiapkan sejak dini, apalagi jika harus menjangkau wilayah-wilayah yang sulit.

“Pastikan ada monitoring harian bisa memaksimalkan tenaga kesehatan dan medis di semua tempat dan lini daerah di bawah koordinasi puskesmas setempat, sehingga ada pemantauan kondisi pasien isoman secara intensif,” ujarnya lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain