Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi VII DPR Effendi Simbolon berpendapat, pemerintah pimpinan Joko Widodo (Jokowi) tak punya keseriusan dalam mengembangkan energi baru terbarukan. Padahal langkah itu sangat penting dibanding sekedar menaikkan harga BBM bersubsidi.

“Seharusnya kita genjot pengembangan energi baru terbarukan. Tapi saya tidak melihat langkah kebijakan pemerintah Jokowi ke arah sana. Misalnya naikkan bahan bakar campuran bio-diesel dari 10 persen menjadi 20 persen. Ini tidak kelihatan,” ujar Effendi dalam sebuah kesempatan di Jakarta, Minggu (21/12).

Sebagai Anggota DPR, Effendi mengaku sudah intensif mencarikan solusi mengatasi masalah energi nasional. Salah satunya mendorong pemerintah agar mengembangkan energi baru terbarukan, seperti geothermal, bio diesel dan sebagainya. Dorongan DPR kepada pemerintah ini juga didukung dengan persetujuan anggaran yang tidak sedikit.

“Selain mencari solusi bagaimana mengurangi laju konsunmsi, kita juga dorong agar pemerintah Jokowi ini mau mengembangkan energi baru dan terbarukan. Bukan energi alternatif sebab tidak pasti, bisa iya bisa enggak. Kita harus pastikan akan bangun energi non fosil. Makanya kita beri anggaran setiap tahun untuk pengembangannya,” tandas politikus PDIP ini.

Dengan dasar ini, Simbolon khawatir langkah-langkah memberantas mafia migas dan sebagainya hanya sekedar memindahkan kebobrokan. Pemerintah menutup lubang satu dan menggali lubang lain, sehingga hasilnya tidak ada.

“Sekarang faktanya kenapa SKK Migas dikuasai akuntan dan orang hukum saja. Enggak ada yang paham energi padahal sekarang lifting minyak mendesak digenjot. Kenapa cost recovery malah ditekan-tekan. Harga BBM naik ketika harga minyak dunia turun. Ini enggak bisa dijelaskan,” tuntas Effendi. M Sahlan

Artikel ini ditulis oleh: