ilustrasi pertumbuhan ekonomi (ist)

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Guanawan menilai sistem ekonomi yang dijalankan pemerintahan Jokowi tidak lebih baik dari sistem ekonomi liberal sekalipun.

Hal itu menanggapi pujian Bank Dunia (World Bank) yang memuji ekonomi Indonesia, terutama terkait dengan upaya pengentasan kemiskinan.

Menurut Heri, pujian Bank Dunia atas program pengentasan kemiskinan, khususnya di wilayah Asia dimana Indonesia ada diantaranya harus dibaca dengan lebih objektif dan mendalam.

“Bank dunia mengakui adanya kenaikan pendapatan warga yang kemudian menjadi sebab turunnya kemiskinan. Tapi, musti dilihat juga bahwa kenaikan itu ada di kelompok sosial yang mana?,” ucap Heri dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (26/10).

“Justru, di dalam laporannya, terselip peringatan Bank Dunia atas ancaman ketimpangan ekonomi yang akan sangat menggangu program pengentasan kemiskinan di masa mendatang hingga 2030,” tambah dia.

Heri mengingatkan bahwa di penghujung 2015 lalu, Bank Dunia juga mengingatkan hal yang sama. Dalam laporan tersebut Bank Dunia menyatakan bahwa, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berbanding lurus dengan pencapaian kesejahteraan.

Pertumbuhan yang ada lebih dinikmati oleh 20% masyarakat terkaya, sedangkan, 80% penduduk atau lebih dari 205 juta orang, rawan tertinggal.

“Kedua, ekonomi yang ada sekarang menghasilkan ketimpangan yang makin lebar, sebab adanya ketimpangan peluang, ketimpangan pasar kerja, dan adanya konsentrasi kekayaan pada satu kelompok paten saja,” papar dia.

Oleh karena itu, politikus Gerindra itu berpendapat, walaupun ekonomi tumbuh sebagaimana prediksi Bank Dunia, itu disebabkan oleh tumbuhnya ekonomi global yang hanya mampu tumbuh sebesar 2-3%, sementara pertumbuhan ekonomi indonesia diperkirakan antara 5%-5,1%, hal yang wajar jika nantinya bisa tumbuh di atas rata-rata global.

“Antara lain ditopang oleh sektor riil yang sejak dahulu sudah bergulir, buktinya; apa masyarakat peduli dengan pertumbuhan ekonomi, nggak tuh. Sektor rill tetap aja jalan dengan semestinya, malah yang terjadi daya beli semakin menurun. Jadi, tidak bisa diklaim sebagai keberhasilan pemerintah saat ini. Itu murni faktor eksternal,” tandas dia.

Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Arbie Marwan