Jakarta, Aktual.com – Laju inflasi pada tahun ini diperkirakan bakal lebih tinggi dari proyeksi dalam APBN 2017 yakni 4 persen. Pasalnya, harga pangan bergejolak (volatile food) dan bakal menjadi pemicu tingginya inflasi.

“Inflasi 2016 lalu memang sangat rendah 3,02 persen. Tapi di tahun ini sampai 4 persen akan berat. Bahkan bisa lebih. Kuncinya pemerintah harus bisa kendalikan volatile food yang di Januari ini masih bergejolak,” tandas anggota Komisi XI DPR, Andreas Eddy Susetyo, di Jakarta, Minggu (6/1).

Dia melihat saat ini, tren harga pangan seperti cabai trennya memang sedang melonjak. Akan tetapi, memang sekarang ini kondisinya masih di awal tahun. Dan mestinya masih banyak waktu bagi pemerintah untuk mengendalikan volatile food itu.

“Saya sendiri berharap, masalah volatile food ini bisa ditangani dengan baik. Apalagi masalah ini menjadi komponen besar penyumbang tingkat kemiskinan. Gejolak harga pangan ini sangat memengaruhi kemiskinan masyarakat kita,” tandasnya.

Ditambah lagi daya beli dan pendapatan masyrakat juga masih rendah. Pasalnya di daerah sendiri, kendati dananya besar tapi tak bisa tumbuhkan perekononian dan ciptakan lapangan kerja untuk menggenjot daya beli.

“Karena dana desa sekalipun besar itu belum bisa untuk menggenjot daya beli. Dan multiplier effect-nya rendah,” ujar dia.

Dia juga mengomentari masalah harga-harga yang diatur pemerintah (administered price) seperti harga bahan bakar minyak (BBM), traif dasar listrik (TDL) yang malah naik. Juga adanya kenaikan tarif pengurusan STNK dan BPKB.

“Itu akan memengaruhi laju inflasi 2017 bisa melebihi 4 persen. Tapi kuncinya tetap di volatile food,” ungkap Andreas.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan