Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh mengatakan perempuan cenderung disalahkan dalam kasus anak bertubuh pendek atau “stunting” dan gizi buruk karena seolah-olah yang dianggap bertanggung jawab hanya ibunya saja.
“Dalam kasus ‘stunting’, seringkali anak dihadirkan hanya bersama ibunya. Tidak ada bapaknya. Seolah yang paling bertanggung jawab ibunya saja, perempuannya saja,” kata Ninik, panggilan akrabnya, dihubungi di Jakarta, Selasa (6/3).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan hal itu menunjukkan perempuan masih kerap disudutkan di wilayah representasi dibandingkan laki-laki.
Karena itu, perempuan masih perlu berjibaku berjuang bersama agar terjadi keadilan dalam wilayah representasi tersebut yang diharapkan berdampak baik pada kesetaraan antara perempuan dengan laki-laki.
Kasus “stunting” dan gizi buruk menjadi perhatian masyarakat. Ninik mengatakan kasus tersebut ternyata tidak hanya terjadi pada masyarakat menengah bawah, tetapi juga pada masyarakat menengah atas.
“Itu yang membuat anggota Komisi IX terbelalak karena sering kali mengira hanya akan terjadi pada kalangan menengah bawah,” tuturnya.
Saat rapat dengar pendapat Komisi IX dengan ahli medis, seorang dokter mengatakan “stunting” tidak hanya terjadi pada kalangan dengan ekonomi ke bawah tetapi juga ekonomi ke atas.
Setiap 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Sejumlah kelompok perempuan telah merancang kegiatan dan aksi pada hari tersebut.
ANT