Jakarta, Aktual.com — Anggota DPR dari fraksi Partai Hanura Sarifuddin Sudding menilai, kegaduhan antar lembaga maupun internal lembaga yang saat ini terjadi disebabkan, karena tidak adanya tokoh atau panutan yang disegani semua pihak. Maka tidak heran, kegaduhan demi kegaduhan menurutnya terus terjadi di pemerintahan saat ini.

“Kegaduhan antara Istana dan DPR, KPK vs Polisi, KY vs Hakim maupun kegaduhan di internal lembaga Kepresidenan, DPR, Polisi dan lain-lain terus saja terjadi. Ini semua karena saat ini Indonesia tidak memiliki seorang tokoh central, yang disegani oleh semua pihak. Oleh karena itu hal seperti ini terus terjadi,” ujar Sudding kepada wartawan di Jakarta, Minggu (23/8).

Dia mengatakan, kegaduhan saat ini juga tak terlepas dari masing-masing pihak yang mengedepankan ego sektoral, sehingga tidak heran semuanya menjadi gaduh. “Seperti di pemerintahan, sejatinya resuffle itu bisa menciptakan suasana yang lebih baik, tapi yang terjadi justru menimbulkan persoalan baru seperti yang terjadi antara Menko Kemaritiman Rizal Ramli dengan Meneg BUMN Rini Soemarno dan Wapres Jusuf Kalla,” kata dia.

Tokoh centra menurutnya selama ini menjadi penting sebagai penyeimbang. Tanpa adanya tokoh, maka semua hanya bisa saling menjelekkan. “Zaman Pak Harto semua tunduk. Di era reformasi ini terus terang, kita kehilangan tokoh seperti Taufik Kiemas karena selama ini dia yang bisa menyatukan. Ketika beliau wafat, maka persoalan seperti ini muncul,” ujar dia.

Dia pun mengingatkan Presiden Jokowi untuk bisa mengatasi hal ini, karena menurutnya kondisi ekonomi yang terpuruk saja sudah tidak baik bagi bangsa dan negara. Oleh karena itu jangan ditambah dengan kehebohan-kehobohan yang tidak perlu yang muncul antar lembaga.

“Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan harus bisa meredam hal ini. Kondisi ekonomi yang saat ini tidak menentu hendaknya tidak ditambah dengan persoalan politik dimana keributan-keributan terus terjadi. Kalau ini dibiarkan maka ini semua akan membahayakan pemerintahan saat ini,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu