Jakarta, Aktual.com — Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) akan memanggil tiga Bank BUMN untuk diminta keterangan atas indikasi penyalahgunaan aliran dana pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebesar USD3 miliar.

Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI, Azam Azman Natawijata tidak menafikan bahwa dalam perjanjian dengan CDB dikatakan dana itu untuk infrastruktur, industri dan perusahaan yang bersinggungan dengan China.

Namun dia mengkritisi dan mempermasalahkan jika dana itu dipinjamkan kepada Group Medco untuk mengakuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).

Menurutnya akan lebih baik dan bijak jika dana tersebut diberikan kepada PT Antam yang merupakan perusahaan milik negara untuk mengambil saham PT Newmont.

“Kenapa tidak diberikan kepada Antam? Sehingga lebih bijak Antam yang akuisisi Newmont. Minggu depan tiga bank BUMN itu akan kita panggil, kita belum jelas itu utuk akuisisi segala macam dengan Newmont, kenapa uang perbankan milik BUMN diberikan kepada Medco, makanya minggu depan akan kita tanya abis masalah itu,” tegas pria kelahiran Banyuwangi itu saat ditemui di ruang Komisi VI DPR-RI Senayan Jakarta, Kamis (21/4).

Yang menjadi hal aneh dari aliran dana itu yakni, dalam waktu kurang dari tiga bulan dana USD3 miliar itu sudah habis tersalurkan kepada debitur, sehingga dipastikan sebelum peminjaman ke CDB, sudah terlebih dahulu terjadi mufakat-mufakat antara debitur, pihak Bank BUMN dan CDB.

Ini juga menegaskan bahwa Bank BUMN tidak bebas terhadap dana tersebut, karena dalam perjanjian terdapat klausul bahwa setiap permohonan dan pengucuran dana kepada debitur harus mendapat persetujuan CDB di China.

“Jadi tiga perbankan itu tidak bebas, setiap permohonan dari debitur harus meminta izin dari CDB di China, kalau turun izin baru bisa dipinjam. Makanya ini ada konspirasi dari awal, sebelum dana masuk dari CDB sudah ditentukan calon penerima itu barang di Indonesia, kan aneh dana itu tersalur secepat kilat,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan