Kepolisian Myanmar menyerbu uslim Rohingya di Rakhine State, Myanmar. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk melihat persoalan Rohingya lebih jernih agar tidak terjebak kepada sentimen yang negatif.

Menurutnya, ini adalah tugas para pemimpin, tokoh agama dan juga para ulama untuk memberikan penjelasan secara utuh dan tidak terjebak dengan info yang berseliweran di media sosial yang kadang tidak jelas sumbernya.

Hal ini dikatakannya menanggapi adanya kekawatiran merembet menjadi sentimen kebencian antar agama di Indonesia.

“Tidak ada agama apapun yg mengajarkan kekerasan kepada warga sipil tdk bersenjata apalagi kepada kalangan perempuan dan anak-anak. Kebrutalan yang menimpa warga Rohingya jelas telah mengarah kepada genosida, dan semua orang yang beragama pasti mengutuk hal tersebut,” ujar Sukamta, Selasa (5/9).

Sekretaris Fraksi PKS di DPR ini menilai, seringkali membuat konflik etnis menjadi runyam dan semakin brutal karena ditunggangi oleh kepentingan politik dan ekonomi. Di komunitas apapun selalu ada orang-orang atau kelompok yang berpikir dan bertindak ekstrem, kondisi ini yang sering kali mudah menjadi tunggangan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik maupun ekonomi.

“Jadi yang salah bukan agamanya, agama pasti mengajar kebaikan. Maka tidak boleh kita membenci agama yang berbeda dengan keyakinan kita. Yang kita benci adalah perilaku yang brutal, yang tidak manusiawi yang dilarang oleh agama,” jelas Sukamta.

Peristiwa Rohingya, menurut Sukamta juga menjadi penginga penting bagi Indonesia agar tidak terjebak kepada konflik sosial yang tidak perlu. Myanmar tidak berkembang karena terbebani dengan konflik bersenjata dengan berbagai etnis yang masih berlangsung.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby