Jakarta, Aktual.co —Komisi X DPR RI meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Satlak Prima bertindak adil dalam menentukan atlet dan pelatih pelatnas. Sebab sejauh ini, atlet dan pelatih yang direkrut tak memiliki standar yang jelas.
Perihal tersebut disampaikan oleh aggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan yang hadir dalam acara Seminar “Evaluasi Prima dan Standarisasi Prestasi Sebagai Pondasi Sukses Asian Games 2018” di Hotel Twin, Jakarta, Rabu (3/12).
Dikatakan Sofyan, pemilihan atlet dan pelatih yang masuk ke pemusatan pelatihan nasional (pelatnas), bukan berdasarkan prestasi.
“Kalau membina olahraga jangan asal ini anak emas. Jangan berdasarkan asal daerah, sehingga dipilih masuk pelatnas. Tentu harus ada standarisasi siapa yang patut jadi pelatih dan siapa atlet yang layak masuk pelatnas, itu harus jelas,” tegas Sofyan, Rabu (3/12).
Selain itu, gaji pelatih dan penerimaan uang saku untuk atlet, harus dilakukan secara transparan. Komisi X juga sepakat jika setiap cabang olahraga yang mendatangkan pelatih dari luar negeri, harus diberi target tinggi.
Lebih jauh disamapaikan Sofyan, Kemenpora dan lembaga pelaksana olahraga lainnya, harus memiliki kejelasan mengenai standar gaji pelatih asing. Pasalnya, saat ini tak ada aturan jelas tentang nominal gaji antara pelatih asing dan pelatih lokal.
“Tentu harus ada standarisasi, siapa yang patut jadi pelatih, tidak peduli itu pelatih asing atau lokal. Kemudian, jangan sampai pelatih lokal gajinya cukup kecil, sebaliknya pelatih asing diberi gaji sangat besar. Ini sangat timpang,” harapnya.
“Begitu pula untuk posisi manajer. Harus ada standarisasi supaya kerjanya nyata. Jangan sampai, misalnya orang yang tak mengerti bola ditunjuk jadi manajer bola,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: