Sebagaimana dikutip kantor berita Reuters, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman pada Minggu (1/4) menolak desakan untuk menggelar penyelidikan terkait pembunuhan terhadap 15 pengunjuk rasa asal Palestina oleh tentara pada Jumat lalu di daerah perbatasan Gaza-Israel.

Hamas, kelompok dominan di Gaza, mengatakan bahwa lima orang yang tewas adalah anggota dari sayap bersenjata mereka. Sementara Israel memberikan keterangan berbeda dengan mengatakan delapan dari 15 korban adalah anggota Hamas, organisasi yang masuk ke dalam daftar hitam terorisme Israel.

Menanggapi insiden itu, Sekretaris Jenderal PBB Anonio Guterres mendesak adanya penyelidikan independen terkait pertumpahan darah pada Jumat (30/3).

Tuntutan itu kemudian diulangi oleh kepala badan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, Amnesti Internasional, dan partai oposisi sayap kiri di Israel Meretz.

Puluhan ribu warga Palestina berkumpul pada Jumat (30/3) di sepanjang pagar pembatas antara Gaza dan Israel. Mereka mendirikan tenda-tenda dan berencana untuk menggelar demonstrasi selama enam pekan berturut-turut untuk menuntut kembalinya pengungsi Palestina dan keturunannya di wilayah Israel.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid