Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Sukamta. Foto : Dok/Man

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Sukamta, mengimbau penyelenggara Pemilu 2024 di Indonesia untuk menjaga kredibilitas, mengingat negara-negara sahabat akan memantau melalui Program Pemantauan Pemilu atau Election Visit Program (EVP).

“Kita mau memperlihatkan proses dari pemilu dan ini pemilu yang salah satunya di dunia yang begitu complicated, ada (pemilu) presiden, DPR, DPRD, DPD, dan itu yang kita perlihatkan bahwa kita damai-damai saja,” kata Sukamta dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dia menegaskan bahwa EVP akan diikuti oleh 12 parlemen negara sahabat, menjadi ajang untuk mengukur kualitas demokrasi di Indonesia. Selain itu, EVP akan mencakup diskusi kelompok terpumpun (FGD) mengenai sistem dan penyelenggaraan Pemilu 2024 di Indonesia.

BKSAP DPR RI berharap negara sahabat memberikan kesan dan pesan, serta menjadi wadah untuk bertukar pikiran terkait proses pemilu di Indonesia. Sukamta menekankan pentingnya kondisi bangsa yang aman, lancar, dan damai, agar para pemantau dapat memberikan masukan bagi Indonesia terkait pelaksanaan pesta demokrasi lima tahun sekali itu.

Lebih lanjut, Sukamta menyoroti kualitas proses pemilu yang harus berlangsung sesuai aturan, umum, bebas, jujur, dan adil untuk seluruh kontestan pemilu. Dia juga menjelaskan bahwa kegiatan EVP tahun 2024 dapat mempererat hubungan DPR RI dengan parlemen negara lain, serta menjadi wadah untuk berbagi pengalaman demi kemajuan demokrasi.

Sukamta menyatakan bahwa kegiatan observasi dalam EVP merupakan upaya diplomasi dari parlemen satu negara kepada parlemen negara lain.

“Dari multitrack diplomasi ini, salah satunya kita memanfaatkan momen pemilu untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat,” ujarnya.

Hingga saat ini, beberapa negara dan organisasi internasional telah mengonfirmasi partisipasinya dalam EVP 2024, termasuk Australia, Azerbaijan, Malaysia, Kamboja, Laos, Qatar, Rusia, Tanzania, Turki, Timor Leste, Uzbekistan, Venezuela, serta organisasi GOPAC, AIPA, dan Global Initiatives of Northern Illinois University.

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil