Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi VI DPR Mohamad Hekal menyatakan upaya restrukturisasi Grup PTPN, BUMN bidang perkebunan, membentuk Sugar Company (SugarCo) dalam Holding PTPN III harus selaras upaya swasembada gula nasional.

“Salah satu tujuan pembentukan SugarCo antara lain meningkatkan produktivitas gula PTPN Group menjadi 2 juta ton tahun 2025, sehingga tidak ada lagi impor gula konsumsi,” kata Mohamad Hekal dalam rilis di Jakarta, Selasa (21/9).

Menurut Hekal, akan ada 248 ribu hektar lahan yang bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok konsumsi nasional dan hal ini harus benar-benar dimaksimalkan oleh rencana restrukturisasi untuk holding gula tersebut. Selain itu, bentukan SugarCo harus mengurangi disparitas harga antara gula konsumsi impor dengan lokal.

Hekal mengatakan, upaya pemberdayaan industri gula ini pernah diinisiasikan pada periode sebelum-sebelumnya, namun selalu gagal. Untuk itu ia berharap rencana ini akan mengutamakan produktivitas lahan untuk menyejahterakan para petani.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Amin Ak mendesak Pemerintah menyampaikan road map kebijakan swasembada gula nasional ke DPR sebelum terbentuknya SugarCo.

Upaya swasembada gula nasional, imbuh Amin, hanya bisa dilaksanakan jika persoalan industri gula nasional diselesaikan dari hulu hingga ke hilir.

“Hal itu terkait erat dengan kemampuan daya saing gula domestik dan keberlanjutan produksi bahan baku di dalam negeri,” tegasnya.

Menurut Amin, pembenahan industri gula nasional harus dituangkan dalam kebijakan yang tegas, disusun dengan matang dan komitmen yang kuat agar tidak muncul masalah di kemudian hari.

Sebagaimana diketahui, Induk Holding PTPN Group, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berencana membentuk PT SugarCo dengan proyeksi investasi sebesar Rp23 triliun.

Sebagaimana diketahui, rata-rata produksi gula nasional saat ini hanya berkisar 2,2 juta ton per tahun. Adapun kebutuhan gula konsumsi rumah tangga per tahun mencapai sekitar 2,8 juta ton dan untuk industri 3,62 juta ton, sehingga kebutuhan impor bisa mencapai 4,22 juta ton setiap tahunnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan pabrik pupuk hayati Bioneensis di Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai hasil kerja sama antara PT Industri Gula Glenmore dan PT Riset Perkebunan Nusantara, yang merupakan anak usaha holding perkebunan PTPN III (Persero).

Melalui siaran langsung daring yang dipantau dari Jakarta, Sabtu (18/9), Erick berharap langkah yang dilakukan PTPN III bisa turut mendukung target swasembada gula nasional pada 2025.

Erick menuturkan produksi gula PTPN saat ini sudah meningkat menjadi sekitar 800 ribu ton. Jumlah tersebut masih belum cukup memenuhi kebutuhan nasional sehingga pemerintah masih membuka keran impor.

“Tetapi untuk 2024-2025, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kita mengharapkan kita bisa mulai menata swasembada beras dan gula,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: A. Hilmi