Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi III DPR Muhammad Syafi’i, Senin (30/1), menilai kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang masuknya warga tujuh negara berpenduduk mayoritas umat Islam ke Amerika Serikat sebagai kebijakan yang diskriminatif dan rasis.
“Saya kira era keterbukaan kebijakan Trump bisa dikatakan diskriminatif, bahkan rasis. Persoalan dia mengeluarkan kebijakan itu untuk menjamin negerinya itu memang sebuah persoalan sendiri, tapi dalam pergaulan di dunia yang sudah terbuka pada saat ini,” katanya di Gedung DPR RI, Jakarta.
“Saya kira memberikan batasan-batasan negara pasti sangat disktiminatif, rasis dan benar-benar menganggu kebersamaan di era keterbukaan,” lanjut Syafi’i.
Pria yang akrab disapa Romo Syafii ini menilai Trump telah mengabaikan prinsip-prinsip kehidupan setara. Meski kebijakan itu dinilai tidak mengejutkan dunia, sebab jika Trump punya keinginan maka pasti akan dilakukan.
“Dunia sudah harus bersiap-siap. Parahnya lagi belum ada kekuatan yang bisa mencabut kebijakan tersebut,” jelasnya.
Menurut Syafi’i, kebijakan tersebut akan sulit dicabut lantaran negara Islam di dunia tidak kompak. Ada 7 negara yang dilarang, tapi yang lain tidak mendukung penuh.
“Ketika Dunia Islam bersatu mengatakan menolak datang ke Amerika, pasti akan dicabut kebijakan tersebut. Tetapi ini kan tidak, Arab Saudi saja mendukung kebijakan tersebut karena dari Tujuh negara itu Iran salah satunya,” pungkas Romo.
Diketahui, President Trump memutuskan sesuai dengan janji sewaktu kampanye terkait pelarangan visa kepada warga tujuh negara, yaitu Irak, Iran, Suriah, Libya, Yaman, Sudan, dan Somalia.
Menurut draft keputusan, Amerika Serikat akan berhenti memproses visa selama 30 hari bagi negara-negara yang oleh pemerintahan Obama dipandang terlalu berisiko untuk program bebas visa Amerika.
(Nailin Insa)
Artikel ini ditulis oleh: