Jakarta, Aktual.com – Kursi nomor satu di PT Pertamina (Persero) sudah kosong hampir 30 hari ini. Kabar menyebutkan, satu nama yang muncul dan cukup kuat adalah Rachmad Hardadi, yang saat ini menjabat Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina.
Menurut Anggota Komisi VII DPR, Inas Nasrullah Zubir, jika memang Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau memilih dari internal Pertamina, apalagi sosoknya adakah Rachmad Hardadi, perlu harus hati-hati.
“Karena perlu dicek bagaimana kinerjanya selama ini? Memang intern tak masalah, tapi sosok ini (Hardadi) tetap harus diawasi dan dikritisi kinerjanya selama ini,” tandas dia saat dihubungi Aktual.com, di Jakarta, Selasa (28/2).
Apalagi memang, kata dia, budaya di Pertamina ini kurang baik. Karena kerap ada perlawanan jika calonnya dari kalangan luar atau profesional.
“Iya mungkin makanya pilihannya dari internal, karena biasanya ada penolakan dari internal (Pertamina) kalau orang luar,” cetus dia.
Menurut dia, jika Hardadi diangkat jadi Dirut Pertamina patut dipertanyakan kapasitasnya, antara lain pengembangan sumur-sumur minyak di luar negeri dan pengembangan sektor migas lainnya.
“Dan jangan sampai ada kepentingan politiknya. Mengingat Pertamina sebagai BUMN strategis dan Menteri BUMN (Rini Soemarno) kerap menyeret-nyeret BUMN dengan kepentingan politik,” tutup Inas.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan