Jakarta, Aktual.com – Beberapa hari lalu media pemberitaan Jepang menuliskan headline ‘Indonesia Lebih Memilih Uang Daripada Tekhnologi’.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI Dodi Alex Nurdin mengatakan pemerintah harus bijak menyikapi permasalahan konflik Jepang. Namun, ia mengaku pihaknya masih meminta penjelasan tekhnologi yang ditawarkan Cina seperti apa.

“Mangkanya nanti kita minta jelaskan pemerintah dan kementrian jelas teknologinya seperti apa. Harus benar-benar teknonologi yang sesuai. Karena Cina baru 8 tahun, Jepang kan sudah era sinkasen dulu kan,” ujar Dodi di DPR, Jakarta,

Dodi mengaku heran mengapa tiba-tiba Cina ditunjuk sebagai pemenang tender kereta cepat.

“Nah itu terkait pinjaman 3 Miliar dollar. Apa indikasinya kok tiba-tiba setelah kita diberi pinjaman lain 3 Miliar. Tiba-tiba cina ditunjuk kereta. Setelah diberikan pinjaman. Ini harus dijawab dengan kajian dan telah yang benar-benar. Apakah lebih finansial untungkan kita ? Secara teknologi tidak kalah dengan jepang dan secara sosial ekonomi kepada masyarakat apakah lebih bagus ?,” tanyanya

Selain itu, Dodi juga mempertanyakan soal Tol laut yang disorientasi ke kereta cepat.

“Kita juga pertanyakan. Tiba-tiba cina masuk dengan offering baru. Makanya saya katakan cepet bener prosesnya. Kok tiba-tiba langsung dapet kerjaan kereta cepat. Okelah, tapi ini harus ada koridor sebelum ini benar jalan,” paparnya

Meski demikian, lanjut Dodi, Komisi VI melihat dari keuntungan bagi masyarakat dan ekonomi. Keuntungan ekonomi BUMN yang bisa kerjakan tersebut dengan kemampuan finansial sendiri, tanpa melibatkan jaminan pemerintah dan APBN.

“Tadi PMN jelas tidak ada sedikitpun ada kereta cepat. Kami awasi. Sepanjang itu tidak ganggu program awal bangun infrastruktur bagus namun tentu ada kajian,” tutup Politisi Partai Golkar ini.

Artikel ini ditulis oleh: