Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo yang memerintahkan sejumlah menteri untuk berupaya menurunkan harga daging sapi menjelang lebaran hingga di bawah Rp. 80 ribu per kilogram.
“Kita pertanyakan info dari siapa sehingga berkeyakinan bisa Rp. 80 ribu. Karena sama saja peternak Indonesia mensubsidi kelas menengah ke atas yang makan daging sapi,” ujar Daniel di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/6).
Menurutnya, harga daging sapi yang dijual sekitar Rp 100-120 ribu per kilogram menjelang lebaran sudah wajar mengalami peningkatan. Sebab, penetapan harga sudah dihitung berdasarkan biaya-biaya oleh peternak. Ia mengatakan harga strategis penjualan daging sapi sekitar Rp. 120 ribu.
“Harga daging kalau konteks lebaran sudah normal, di lihat dari unsur biaya peternak, harga konsumen sekitar Rp. 100-110 ribu. Kalau lebaran jadi 120 cukup baik apalagi kalau ditahan 100 ribu. Tapi kasihan peternak nanti mati suri (jika dibawah Rp.100 ribu),” ungkap Daniel.
Lebih lanjut, Daniel pun menilai rencana Jokowi untuk mengimport sapi dari Australia juga kurang tepat. Pasalnya, hal itu malah akan merugikan peternak sapi lokal.
“Bisa import tapi peternak lokal mati suri. Seperti Filipina full import daging tapi disana enggak ada peternak, karena akan rugi,” kata Politisi PKB itu.
Meski demikian, ia mengatakan mengimport sapi dari luar negeri tidak salah dilakukan. Jika tujuannya, untuk menstabilisasi dan menjamin swasembada daging karena mempertahankan sapi induk untuk tidak di potong.
“Yang paling obyektif pertama data enggak valid sehingga kebijakan salah. Ini adalah ulah pemburu rente,” pungkas Daniel.
Sekali lagi, sambungnya, ia masih mempertanyakan keyakinan Jokowi yang mengatakan harga daging bisa dibawah Rp. 80 ribu per kilogram. Jangan-jangan, kata dia, daging sapi tersebut bukan daging sapi segar.
“Pasti daging beku, sekalipun dari luar enggak mungkin sapi hidup. Pasti tetelan-tetelan,” cetusnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby