Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR RI Eni Maulani Saragih, mempertanyakan kelengkapan data-data pencabutan sertifikat Clean and Clear (CnC) dari sejumlah perusahaan tambang kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), khususnya Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba). Pasalnya, Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono belum menyampaikan secara detail data-data terkait CnC tersebut.

“Ada IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang bermasalah yang memang sudah CnC maupun belum CnC yang dicabut, kita ingin lihat data-datanya,” ujar Eni di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3).

Bahkan, sambungnya, alasan pencabutan CnC juga belum disampaikan secara lengkap dan jelas oleh Dirjen Minerba.

“Banyak hal yang jadi alasannya dicabut, yang pertama karena memang waktu yang tidak diperpanjang lagi atau sudah diberikan CnC tapi tidak beroperasi, atau juga banyak hal lagi lah. Jadi memang belum dirincikan. Ada 1200 yang memegang CnC,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Eni menjelaskan, berdasarkan data-data awal yang dipaparkan oleh Dirjen Minerba Kementerian ESDM, sertifikat perusahaan yang telah dicabut mencapai 1200 CnC.

“Ada banyak, ada sekitar 8000an. Yang dibatalkan atau dicabut 1200an. Ini kita juga belum jelas juga datanya, makanya kita paksa supaya bisa menyajikan dengan jelas,” katanya.

Kendati demikian, Eni menyebutkan, Provinsi Kalimantan menjadi wilayah yang paling banyak dilakukan pencabutan CnC. Sedangkan jenis pertambangannya, yang paling banyak adalah batu bara.

“Ada di Kalimantan. Ada yang tidak berjalan, ada yang tidak diperpanjang, ada masalah besaran wilayah antara CnC yang pertama dengan berikutnya, jadi harus diperbaiki. Rata-rata batu bara. Nah itu belum jelas juga, makanya kita minta semuanya detailnya, perusahaannya dan lain sebagainya,” jelas Politikus Partai Golkar ini.

Terkait perusahaan tambang mana saja yang telah dicabut, Eni menambahkan, ada perusahaan lokal dan juga ada perusahaan asing. “Macam-macam (perusahaan), ini dia kita juga belum tahu karena data lengkapnya belum diberikan,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid