Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri) memimpin rapat terbatas membahas proyek galangan kapal di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/6). Presiden menginstruksikan untuk mengembangkan industri galangan kapal atau area pabrik pembuatan kapal laut di dalam negeri yang mampu memproduksi kapal tanker, kargo, kapal penumpang, feri, untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/kye/15

Jakarta, Aktual.com —  Jargon “Revolusi Mental” yang sering digembor-gemborkan oleh Presiden Jokowi bersama kabinet kerja sampai detik ini belum ada bukti nyatanya ke rakyat Indonesia. Anggota DPR menilai Jargon revolusi mental tersebut hanya omong kosong belaka.

“Revolusi Mental itu ternyata hanya omong kosong belaka, hanya dijadikan alat menarik simpatik rakyat pada saat kampanye saja,” ujar anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Bambang Haryo di Jakarta, Kamis (16/7).

Menurutnya, pengertian Revolusi Mental itu adalah perubahan mental dalam waktu yang cepat, akan tetapi kita perlu tahu bahwa mental atau karakter setiap orang itu butuh waktu yang lama untuk dapat diubah.

“Untuk merubah mental seseorang harus dimulai dari jasmani dan rohani yang baik dulu serta didalamnya etika moral yang bagus lalu harus dilengkapi dengan skill bersama knowlegde yang mumpuni didalamnya dan ditambah oleh pemahaman 4 pilar yaitu Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI yang juga harus di implikasi dengan baik kedepannya,” jelasnya.

Hal tersbeut merupakan satu kesatuan untuk bisa melakukan revolusi mental yang ada. Bila tidak dijalankan berarti Revolusi Mental yang ada cuma hanya isapan jempol belaka dan slogan kampanye manis jokowi saja dulu.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka