Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyampaikan orasi politiknya seusai Deklarasi Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi) Jabodetabek di Jakarta, Minggu (24/4/2016). Fahri menyampaikan orasi politiknya bertema Generasi Baru Indonesia.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati agar disesuaikan mengenai penghematan atau pemotongan anggaran keuangan yang rencananya akan dibacakan oleh Presiden Jokowi dalam pidato nota keuangan RAPBN 2017.

Hal itu menanggapi pemotongan terhadap anggaran belanja kementerian/lembaga dan dana transfer daerah hingga mencapai Rp133,8 triliun.

“Jangan lain yang dipidatokan dengan lain dengan kejadiannya, karena akan membingungkan pasar nantinya,” kata Fahri menjawab pertanyaan aktual.com, di Komplek Parlemen, Senayan, beberapa waktu lalu, dimuat Senin (15/8).
“Sekali lagi saya setuju dengan penghematan, dan (anggap) Ibu Sri (Mulyani) sedang memberi kita pil pahit, tetapi tetap hati-hati untuk diteliti secara baik dan pastikan itu dipidatokan secara baik di tanggal 16 (Agustus 2016) nanti oleh Pak Jokowi,” tambah dia.

menurut Fahri bahwa pemotongan terhadap dana transfer daerah sangat mengkhawatirkan dan akan berdampak pada pembangunan infrastruktur. Untuk itu diperlukan kematangan penelitian dan akurasi yang tepat.

“Saya soal transfer daerah sangat mengkhawatirkan, seluruh pemotongan anggaran itu memerlukan penelitian yang kuat. Sebab jangan sampai ada efek pada pelemahan dan pelambatan ekonomi (domestik),” sebut politikus PKS itu.

“Jangan sampai berefek kepada rusaknya proeses yang sudah berjalan, misalnya rusaknya bangunan yang telah setengah jadi, tidak boleh. Karena itu penelitiannya harus seakurat dan tepat, mana yang akan dipotong dan dihemat. Sebab menghemat dalam perspektif negara belum tentu baik, bagaimana kalau tiba-tiba menghemat itu justru mmbuat perekonomian kita lesu,”tandasnya. (Novrizal Sikumbang)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid