Jakarta, Aktual.com – Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Gde Sumarjaya Linggih menyayangkan kebijakan pemerintah yang kerap mengedepankan kebijakan privatisasi BUMN.

Padahal, dengan privatisasi BUMN itu, peran BUMN yang harus mengimplementasikan misi negara untuk menyejahterakan masyarakatnya menjadi bias, bahkan bukan tidak mungkin menjadi tidak tercapai.

“Kalau pemerintah selalu mengedepankan privatisasi BUMN, ini sangat disayangkan. Karena pada akhirnya misi negara itu tidak akan tercapai. Padahal BUMN itu sebagai agen pembangunan,” jelas Gde yang akrab disapa Demer ini, kepada Aktual.com, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (20/7).

Jika hal itu terus dilakukan, kata Demer, maka misi negara sudah pasti hilang dan peran BUMN sebagai agen pembangunan tidak ada lagi. Karena mereka hanya mengutamakan aksi korporasi dengan berorientasi pada keuntungan.

“Jika didiamkan terus, maka yang terjadi seluruh BUMN itu akan berlomba untuk cari keuntungan. Mereka akan profit oriented bukan lagi mendatangkan benefit kepada masyarakat,” papar Demer.

Sejauh ini, kata dia, kontribusi BUMN terhadap negara masih minim. Indikator yang mudah dilihat saja dari setoran dividen hanya mencapai Rp40 triliun, padahal kucuran Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN itu sangat bear.

“Kalau di total PMN tahun ini saja mencapai Rp120 triliun. Itu cash. Jadi kalau begini terus APBN bisa rugi dong. Ini lucu, setelah dikasih PMN malah gencar privatisasi,” kecam Demer.

Menurut dia, ada empat tujuan dibentuknya satu BUMN. Pertama, alasan keamanan, seperti dibentuknya PT Peruri atau BUMN yang memproduksi persenjataan.

Kedua, agar tidak diambil oleh pihak swasta. Sehingga perlu ada BUMN yang harus bisa memberikan pelayanan publik. Namun begitu, sekalipun adanya ada BUMN di situ, tapi jangan juga melahirkan konglomerasi dan monopoli di sektor itu. Tetap ada swasta yang bisa bermain di situ.

Ketiga, pengembangan perekonomian daerah tertinggal, sekalipun itu merugi. Dalam konteks ini, seperti yang dilakukan PT Merpati dulu membuka rute-rute perintis sekalipun akan rugi.

“Dan keempat membawa misi negara, seperti yang dilakukan Perum Bulog dalam misi pangan. Itu tujuan didirikannya BUMN, jadi jangan hanya ambil untung,” tegas Demer.

Namun ketika dikonfirmasi, apakah dengan kondisi BUMN seperti ini, akibat ulah menterinya, Demer enggan berkomentar. Bahkan, ketika dikonfirmasi apakah Menteri BUMN perlu dicopot, dia tidak mau berkomentar.

“Dalam konteks ini, saya no comment lah,” pungkasnya. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka