Jika kita bandingkan dengan Singapura, Turki, Tokyo dan Peru, jumlah tersebut masih relatif rendah. Saat menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-WB, keempat negara tersebut harus mengeluarkan dana masing-masing sebesar Rp 994,4 miliar, Rp 1,25 triliun, Rp 1,1 triliun, dan Rp2,29 triliun.

Toh, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini yakin pertemuan IMF-WB di Bali akan mendongkrak roda perekonomian Indonesia. Dari sisi ekonomi, diharapkan pertemuan tersebut dapat mendongkrak ekonomi Bali dari 5,9 persen menjadi 6,54 persen.  Pertumbuhan tersebut 0,26 persen diharapkan bisa didapat dari sektor konstruksi, 0,12 persen dari perhotelan, 0,5 persen dari makanan, dan 0,21 persen lainnya dari sektor lain-lain.

“Kita juga optimis pertemuan ini akan memberikan pemasukan bagi negara dari sektor pariwisata, sekaligus mempromosikan potensi wisata Indonesia. Pemerintah sendiri telah menyiapkan lebih dari 30 paket wisata kepada para delegasi yang hadir. Kita juga harapkan pertemuan ini bisa mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia serta membuka kesempatan kerja bagi puluhan ribu masyarakat Indonesia yang terlibat acara,” kata dia.

Karenanya, politisi Partai Golkar ini berpesan agar seluruh pihak yang terlibat bisa bekerja secara maksimal agar semua agenda pertemuan bisa berjalan baik. Karena, pertemuan tersebut bisa dijadikan ajang untuk membuktikan bahwa pemerintah Indonesia bisa mengelola negara dengan baik ditengah goncangan ekonomi dunia.

“Kita semua harus mampu membuktikan Indonesia sanggup menjadi tuan rumah yang baik. Kita juga harus tunjukan kepada dunia, Indonesia mampu bertahan dari serangan ekonomi global yang tidak menentu. Semua bisa dilakukan jika kita mau melangkah seirama bersama,” kata dia.

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara