Jakarta, Aktual.com — Menyusul murahnya harga minyak dunia di kisaran USD30 per barelnya mendorong beberapa negara seperti malaysia untuk melakukan penyesuaian harga BBM. Namun, pemerintah Indonesia melalui PT Pertamina (Persero) hingga saat ini belum melakukan penyesuaian harga BBM dengan alasan perhitungan dan evaluasi harga BBM untuk memutuskan harga akan ditetapkan pada April nanti sesuai dengan mekanisme perhitungan yang telah disepakati oleh pemerintah sejak awal 20d tahun lalu.

Masih mahalnya harga BBM yang dijual PT Pertamina saat ini ditengah murahnya harga minyak dunia tentunya menghasilkan untung yang besar bagi Pertamina. Namun, selama ini Pertamina dianggap tidak terbuka soal pengelolaan dana keuntungan Pertamina tersebut yang mestinya kembali dinikmati oleh masyarakat selaku pengguna BBM.

Anggota Komisi VII DPR RI, Kurtubi mengungkapkan, mestinya Pertamina harus terbuka dan jujur melakukan perhitungan dan alokasi sasaran penyaluran ketika Pertamina meraup keuntungan dari selisih harga jual BBM.

“Hingga saat ini kita tidak memahami perhitungan yang dilakukan oleh Pertamina, disaat harga minyak dunia murah tentu Pertamina mendapatkan keuntungan yang lebih, pertanyaannya keuntungan itu dipakai untuk apa?, sudah berapa keuntungannya selama ini? Ini yang tidak pernah dibeberkan oleh Pertamina ke Publik,” ujar Kurtubi di Gedung DPR RI, ditulis, Rabu (3/2).

Kurtubi menyebut, keuntungan penjualan BBM yang diperoleh Pertamina disaat harga minyak dunia turun mestinya digunakan kembali untuk kepentingan masyarakat pengguna Pertamina.

“Selama ini tidak ada keterbukaan, kita kan bisa mencurigai ada apa di Pertamina, keuntungan yang diperoleh kan mestinya kembali dinikmati oleh konsumen pengguna BBM,” sebutnya.

Pertamina selama ini beralasan jika keuntungan yang diperoleh oleh Pertamina disaat harga minyak dunia murah, dipakai untuk menutupi kerugian di sektor hulu.

“Ini yang tidak fair, mestinya yang menikmati yaa masyarakat,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka