Jakarta, Aktual.co —Reses DPRD DKI selama seminggu (12-19 Desember) sudah usai. Ternyata, wakil rakyat tak hanya pulang bawa keluhan dan aspirasi masyarakat saja. Mereka juga bawa keluhan sendiri. Yakni, soal minimnya anggaran reses. 
Taufik Hadiawan, Anggota Fraksi Gerindra, khawatir tekor akibat reses. Dirinya mengaku ‘terkuras’ saat reses di enam titik daerah pemilihan (dapil). Anggaran sebesar 60 juta, dirasa kurang olehnya. 
“Berapa kali reses, dananya tidak pernah berubah. Kita bisa tekor. Kalau memang menjalankan ya tentu menjalankan. Saya selama di DPRD tidak pernah tak menjalankan reses,” ujar dia, saat gelar laporan reses Fraksi Gerindra 2014, di DPRD DKI, Selasa (23/12). 
Segendang sepenarian, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, Mohammad Taufik juga ikut menimpali. Dana reses 60 juta per anggota untuk enam titik, kata dia, buat anggotanya rogoh kocek dalam-dalam. Berarti pertitiknya habiskan 10 juta.
Menurut Taufik, uang 10 juta di jaman sekarang sudah dianggapnya sangat minim. 
“Jaman sekarang nggak cukup tuh, minim sekali. Ada makan, harus pakai tenda, pakai sound system, ya pasti tekor semua. Reses harus dihadiri 200 orang. Kalau yang dateng 300 orang kan nggak mungkin kita usir,” keluhnya.
Dia menyarankan, anggaran reses ditambah. Diakuinya, sering anggota dewan malu mengakuinya. Meski dia anggap itu hak anggota dewan. 
“Kadang kala DPRD, ketika memperjuangkan hak orang getol. Tapi untuk dirinya sendiri malu-malu.” 
Untuk keluhannya, Taufik tak memakai contoh DPRD DKI. Melainkan DPRD Bali. Kata dia, saat berkunjung ke Jakarta, Anggota DPRD Bali hanya mengantongi uang harian Rp530ribu. Menurutnya, itu sangat minim.
“Rp530 itu buat berapa kali makan coba, ini perlu didiskusikan kembali.” 

Artikel ini ditulis oleh: