Jakarta, Aktual.co — Jumlah pasien membludak dan panjang antrian di fasilitas kesehatan terutama rumah sakit menjadi kendala serius kepuasan masyarakat atau peserta terhadap program layanan BPJS Kesehatan.

“Selama antrian pasien di rumah sakit rujukan dan fasilitas kesehatan tidak diatasi dengan penambahan mitra BPJS, maka tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan masih menjadi kendala serius,” kata Anggota Komisi 5 DPRD Jabar Maman Abdurahman di Bandung, Minggu (10/5).

Akibat panjangnya antrian di fasilitas di rumah sakit, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan PBJS sangat rendah. Salah satu penyebab rendahnya kualitas pelayanan BPJS adalah jumlah pasien melebihi kemampuan rumah sakit tersebut.

Sementara itu Direktur Umum Keuangan RS Islam Al Ihsan Kabupaten Bandung Muhamad Iqbal menyebutkan, minat masyarakat, baik keluarga miskin mau pun peserta mandiri, terhadap layanan kesehatan BPJS Kesehatan begitu tinggi, .

Namun ia mengakui fasilitas kesehatan yang ada, khususnya rumah sakit rujukan memiliki keterbatasan kapasitas layanan sehingga menjadi tidak seimbang.

“Begitu akses (BPJS) dibuka memang minat masyarakat luar biasa. Sekarang jumlah pasien rawat jalan meningkat sampai dua kali lipat,” kata Muhammad Iqbal.

Hal sama diungkapkan Kepala Humas Rumah Sakit Hasan Sadikin Nurul Wulandari. Dari data yang ada rata-rata kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 2.000 pasien per hari, sedangkan instalasi gawat darurat 90 hingga 120 pasien per hari.

Banyaknya pasien yang ditangani oleh RSHS menyebabkan pihak manajemen memberlakukan sistem antrian atau waiting list. Menurut Nurul, saat ini kurang lebih terdapat 2.000 pasien dalam waiting list rawat inap di RSHS untuk penanganan bedah.

“Bisa dibayangkan bagaimana kami ingin melayani tapi kami punya keterbatasan sehingga sistem antrian kami berlakukan. Itu yang terjadi, bukannya kami menolak pasien tapi memang itu kondisinya,” katanya menambahkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid