Jakarta, Aktual.co — Komisi IV DPRD Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menemukan adanya praktik pemotongan dana bantuan siswa miskin (BSM) yang dilakukan oleh oknum lembaga pendidikan kepada sekolah di wilayah itu.
“Temuan pemotongan dana BSM ini diketahui komisi IV DPRD Pamekasan setelah tadi pagi melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah lembaga pendidikan,” kata Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan Moh Apik di Pamekasan, Rabu (14/1).
Lembaga pendidikan yang melakukan pemotongan dana BSM itu SMP Maarif X di Desa Panaan, Kecamatan Palengaan. Jumlah dana BSM yang dipotong oleh kepala sekolahnya itu sebesar Rp500 ribu dari yang seharusnya diterima Rp750 ribu.
“Jadi siswa penerima bantuan dana BSM itu hanya menerima Rp250 ribu. Lebih banyak yang dipotong daripada yang seharusnya diterima siswa penerima bantuan itu,” kata Apik.
Dia menambahkan, di SMP Maarif X itu, jumlah siswa yang mendapatkan dana BSM dari pemerintah pusat sebanyak 26 orang. Pihak sekolah beralasan pemotongan dilakukan untuk pemerataan bantuan, mengingat semua siswa yang ada di sekolah itu termasuk kategori miskin, sehingga dinilai layak mendapatkan dana BSM.
“Alasan yang disampaikan pihak sekolah kepada komisi IV tadi seperti itu. Tapi kami sampaikan, bahwa itu termasuk kategori pelanggaran, dan dana sebesar Rp750 ribu tersebut sudah menjadi hak siswa penerima bantuan.”
Pihaknya meminta kepada kepala sekolah agar dana itu dikembalikan kepada siswa yang bersangkutan sesuai dengan nominal yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp750 ribu.
Pemotongan dana BSM di SMP Maarif X di Desa Panaan, Kecamatan Palengaan ini terendus komisi IV DPRD Pamekasan berdasarkan laporan dari sejumlah orang tua siswa yang tidak terima dana BSM anaknya dipotong.
Kasus pemotongan dana BSM di Pamekasan tidak hanya terjadi kali ini saja. Pada akhir 2013, sebanyak 44 orang tua siswa berunjuk rasa ke SDN Bajang I, Kecamatan Pakong, Pamekasan memprotes pemotongan dana oleh oknum kepala sekolahnya.
Artikel ini ditulis oleh:













