Selanjutnya, drainase Bug Grojok di Desa Kedunggong (Wates), Sungai Serang di Kelurahan Wates (Wates), drainase Papah di Desa Sukoreno (Sentolo), drainase Rowojembangan di Desa Sukoreno (Sentolo), drainase Kaligawe di Desa Krembangan (Panjatan), drainase Heisiro di Desa Banaran (Panjatan).
Kemudian, drainase Kalipeni di Desa Bugel, Pleret, Garongan dan Karangwuni yang ada di Panjatan dan Wates, drainase Ceme di Desa Tirtorahayu (Galur) dan drainase Miri (Wates).
DPUPKP telah melakukan berbagai tindakan untuk mengantisipasi potensi banjir di 14 titik penyebab banjir, seperti normalisasi, merehabilitasi tanggul, pembersihan tanaman yang menyumbat aliran air, perbaikan klep, pelebaran penampang basah, rehabilitasi parapet, rehabilitasi pintu air, dan penyesuaian penampang basah antara hulu dan hilir.
“Di 14 titik tersebut bila dalam kondisi hujan dengan intensitas tinggi, dipastikan banjir. Kami mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi penyebab banjir untuk selalu waspada. Kami juga mengharapkan peran masyarakat membersihkan tanaman di sekitar drainase yang dapat mengganggu aliran air,” harapnya.
Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati meminta DPUPKP segera memperbaiki atau melakukan nornalisasi drainase yang rusak. Jangan sampai menyebabkan banjir, seperti drainase Wojowalur yang mengancam ratusan rumah warga dan persawahan.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid