Seniman memainkan drama kolosal berjudul Sudirman Panglimaku dalam Peringatan HUT TNI Ke-70 di lapangan Rampal, Malang, Jawa Timur, Senin (5/10). Drama tersebut melibatkan ratusan pemain yang terdiri dari seniman dan anggota TNI dari Kodim 0833 Baladhika Jaya. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/pd/15.

Pamekasan, Aktual.com – Drama kolosal tentang pertempuran Ambarawa dipentaskan pada HUT Ke-70 TNI yang digelar Kodim 0826 Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur di halaman kantor Bakorwil IV Pamekasan, Senin (5/10).

“Pementasan drama kolosal ini dimaksudkan agar masyarakat bisa mengingat perjuangan yang dilakukan para penhulu kita dalam merebut dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini,” kata Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Arm Mawardi.

Pementasan drama kolosal ini melibatkan pemeran gabungan dari unsur Kodim se-Madura, masyarakat dan pelajar Pamekasan.

Pentas drama kolosan itu, mengangkat tema peristiwa bersejarah bagi TNI, dimana anggota TNI yang dipimpin Jendral Soedirman saat itu melawan tentara Inggris.

Peristiwa pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November dan berakhir tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan tentara keamanan rakyat (TKR) melawan pasukan Inggris.

“Ambarawa ini merupakan kota yang terletak antara kota Semarang dan Magelang, serta Semarang dan Salatiga,” terang Dandim.

Peristiwa pertempuran itu dilatarbelakangi kedatangan pasukan Sekutu di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. TKR berupaya mengusir mereka dengan melakukan perang gerilya.

Dandim juga menuturkan, pertempuran di Ambarawa itu juga dipicu adanya kedatangan pasukan sekutu yang diikuti oleh pasukan NICA (Nederlands Indies Civil Administration). Dan pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadi insiden di Magelang yang kemudian terjadi pertempuran antara pasukan TKR dengan pasukan Sekutu.

Insiden berakhir setelah Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell datang ke Magelang pada tanggal 2 November 1945 dan meyetujui perjanjian damai.

Pada pementasan drama kolosam ini juga digambarkan Jenderal Soedirman memimpin perang gerilya melawan tentara Inggris dan NICA Belanda dalam kondisi sakit.

Sang Jenderal memimpin pasukannya berperang meskipun harus ditandu.

Pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin oleh Soedirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember 1945, Soedirman melancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris di Ambarawa dan diakhiri dengan mundurnya pasukan Inggris ke Semarang. Perang tersebut berakhir tanggal 16 Desember 1945.

Meskipun dalam kondisi sakit yang diderita Soedirman saat berada di Yogyakarta semakin parah. Paru-parunya yang berfungsi hanya tinggal satu karena penyakitnya, ia tetap memimpin pasukanny dan enggan meninggalkan pasukan TKR.

Ia berpindah-pindah selama tujuh bulan dari hutan satu ke hutan, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah dan dalam kondisi hampir tanpa pengobatan dan perawatan medis.

Dandim Pamekasan Letkol Arm Mawardi menuturkan, peringatan HUT Ke-70 TNI dengan tema “Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian”, sengaja mementaskan sejarah peperangan Ambarawa, untuk menjadi renungan bagi semua pihak, baik anggota TNI maupun masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh: