Petugas Pemeliharaan Sutet PT PLN (Persero) melakukan evakuasi korban yang pingsan saat simulasi penyelamatan korban di ketinggian Sutet 500 KV Gandul-Kembangan, Depok, Jawa Barat, Rabu (23/3). Simulasi tersebut merupakan bagian dari Bulan Bakti K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan upaya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang tugas dan resiko petugas dalam melakukan pemeliharaan dan menjaga pasokan listrik agar tetap berjalan baik. ANTARA FOTO/Teresia May/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Baru dua hari kerja, Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengaku telah mengidentifikasi masalah yang ada di sektor listrik. Dia menjanjikan dalam waktu relatif singkat akan menyelesaikan kendala yang muncul dengan lembaga lain yang selama ini dianggap sebagai penghambat program Kementeriannya.

“Tim dan saya sudah identifikasi permasalahan yang ada. Pada intinya untuk kelistrikan, ini program Presiden. Saya sebagai pembantu presiden akan mengamankan program 35 ribu MW, kendala yang muncul dengan lembaga lain akan kita cari solusi dalam waktu singkat. Saya menyadari, kita tidak bisa menutup mata adanya hambatan sinergisitas dengan lembaga lain,” tegasnya di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (29/7).

Sebagaimana diketahui hubungan Kementerian ESDM dengan PT PLN (Persero) selama ini berjalan tidak harmonis. Tak jarang saling serang menyerang pun terjadi atara Menteri ESDM sebelumnya, Sudirman Said dengan Direktur Utama PLN Sofyan Basir. Bahkan sengketa yang terjadi menyeret Menteri BUMN, Rini Soemarno.

Mencermati kusutnya permasalahan sektor listrik ini, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean meyakini proyek listrik 35 ribu Mega Watt (MW) pemerintahan Jokowi, tidak akan rampung pada 2019. Hal ini terlihat dari beberapa tender pembangkit listrik yang digelar PT PLN (Persero) banyak ditemukan kejanggalan.

(Dadang Sah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan