Jakarta, Aktual.com – Kasus kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi di Sulawesi Selatan dan kali ini dua wartawan dari televisi lokal menjadi korban penganiayaan saat menjalankan tugas jurnalistiknya.
“Kami saat itu sedang liputan di depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Samata, tetapi kami langsung ditarik dan dipukuli oleh sekuriti kampus,” kata korban, Muh Imran di Makassar, Kamis (1/9).
Dua wartawan media elektronik yang menjadi korban pemukulan saat menjalankan tugas jurnalistiknya itu yakni wartawan Ve Channel, Muh Imran dan wartawan Go TV, Muchlis.
Atas tindakan itu, pihak Ve Channel tidak menerima perlakuan yang dilakukan oleh Securiti kampus tersebut dan meminta Rektor Universitas Islam Negeri Makassar untuk bertanggungjawab atas kejadian ini.
“Kami tidak menerima tim kami di lapangan diperlakukan seperti ini, dia melakukan kerja-kerja jurnalistik kemudian diperlakukan kasar. Saya meminta Imran dan rekannnya untuk melaporkan kasus ini kepada pihak yang berwajib,” kata Koordinator Liputan Ve Channel Ilham Husen.
Diketahui, Imran dan Muchlis mendapat perlakuan tidak wajar dari salah satu Satpam UIN Samata saat liputan aksi demonstrasi di Kampus Samata, Gowa.
Berdasarkan keterangan Imran, saat itu dia sedang mengambil gambar, namun tiba-tiba dari arah belakang sekuriti mendorong dan memukulinya, bahkan gambar yang sudah direkam oleh para awak media di minta dihapus.
Hal senada yang disampaikan oleh Muchlis yang saat itu berada di belakang temannya Imran. Ia mengaku kalau dia lebih dulu mendapatkan perlakuan tidak wajar tersebut.
“Saya dulu didorong dari belakang, baru dia menyuruh hapus gambarku, jadi saat itu saya bilang apa maksudnya ini, kenapa saya didorong saat ambil gambar. Padahal saya ada ID Card dan bawa kamera, saya tidak hanya didorong tapi saya dan Imran sempat mendapat pemukulan” kata Mukhlis.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara