“Kalau diukur dengan bunganya dan nilai saat ini itu nilainya setara bisa sampai Rp 3000 triliun.”

Kemudian, lanjut Kalla, kesalahan kedua adalah pemberian subsidi yang sangat besar, terutama untuk Bahan Bakar Minyak pada tahun 2013-2014 dengan nilai Rp 400 triliun. Nilai itu setara 25 persen dari total APBN.

Dalam sepuluh tahun pemerintahan sebelumnya, subsidi mencapai Rp 3000 triliun. “Kalau Rp 6000 triliun itu sama dengan sekitar 25 tahun kita membangun infrastrukur. Bayangkan semuanya itu, kalau saja setengahnya saja itu untuk pembangunan, pasti kita bisa maju lewati Thailand, Malaysia.”

Dua kebijakan yang keliru, kata Kalla sudah menghabiskan ongkos dari kebijakan itu mencapai Rp 6000 triliun. “Itu tidak jatuh ke rakyat tapi ke orang yang punya uang, sehingga terjadilah gini rasio yang tinggi. Orang mampu makin mampu, orang miskin tidak naik pangkatnya.”

Hal ini, kata dia, harus menjadi tanggungjawabnya untuk mengingatkan kembali kesalahan dulu untuk tidak dilakukan lagi di masa akan datang. “Tentu ini tanggung jawab saya, tapi kita juga selalu kembali mengingatkan akan kesalahan-kesalahan itu.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu