Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tak bisa berdalih atas kondisi lalu lintas perairan di Indonesia. Dalam sebulan terakhir, tercatat ada dua kapal yang mengalami kecelakaan.
Luhut pun mengakui kekurangan transportasi air dan menegaskan perlunya perbaikan pada pelayaran.
“Memang kita careless saja semua, kita harus akui. Kita tidak perlu bilang kita semua baik, kita juga banyak kurangnya. Sekarang kita tahu memang harganya mahal sekali, sudah terjadi berpuluh, berbelas tahun begitu, ya sekarang kita perbaiki,” kata Luhut di kantor Wapres, Jakarta, Rabu (4/7).
Menurut Luhut, sarana dan prasarana pelayaran secara nasional akan diperbaiki. Termasuk harmonisasi terkait aturan yang melandasinya.
“Secara nasional akan kita perbaiki semua. Akan kita lakukan, semua harmonisasi peraturan kita akan lakukan untuk menghindari kejadian sepeti ini lagi. Masalah pelabuhan, kapal, orang yang punya kapal jadi nakhoda, seperti itu ndak bisa, harus disertifikasi,” tutur Luhut.
Luhut menyebut terjadinya kecelakaan pelayaran harus ditindaklanjuti untuk melakukan pemetaan di perairan.
“Sekarang kita manfaatkan juga untuk membuat pemetaan di bawah laut. Karena kita juga nanya kenapa temperatur 24 derajat. Kok tinggi gitu kan mestinya lebih rendah. Banyak muncul pertanyaan untuk bisa kami koordinasikan untuk bisa kita lakukan pengerjaan,” ujar Luhut.
Dua kecelakaan pelayaran yang terjadi dalam waktu berdekatan yakni KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara pada Senin (18/6).
Setelahnya KM Lestari Maju, kandas setelah dihantam cuaca buruk saat berlayar. Kapal penyeberangan tujuan Pamatata itu diterpa ombak tinggi hingga air masuk ke kapal.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan