Kupang, Aktual.co — Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Nusa Tenggara Timur Andre W Koreh mengatakan, musim kemarau yang datang lebih awal tahun ini semakin memicu persoalan defisit air yang dialami sekitar lima juta konsumen di daerah itu.
“Kalau pada tahun 2013 lalu jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur mencapai 4,679.316 jiwa membutuhkan air bersih 4,8 miliar meter kubik, maka dalam tahun 2014 ini diyakini lebih meningkat lagi dari segi jumlah konsumen maupun kubikasi air” katanya di Kupang, Jumat (24/10).
Dia mengatakan, ketersediaan air di NTT dalam sebulan diperkirakan mencapai 354 juta m3 per bulan atau 136 m3 per detik atau setahun hanya 2,82 miliar m3 sehingga defisit air di NTT dalam setahun mencapai 2 miliar m3 lebih.
Kondisi ini, paparnya, diperparah oleh kerusakan daerah aliran sungai (DAS) sehingga debit air terus berkurang dari waktu ke waktu dan menyulitkan manusia dan ternak yang sangat membutuhkannya sebagai salah satu sumber penghidupan.
Menurutnya, untuk mengatasi kekurangan air akibat kemarau panjang kerusakan DAS setempat maka dibutuhkan sekitar 2.700 lebih embung besar dan kecil sebagai tempat penampung air untuk kebutuhan manusia, ternak dan tanaman hortikultura lainnya.
“Hingga 2013 di NTT baru memiliki sekitar 800 buah embung dari total kebutuhan sebanyak 4000 buah embung. Jadi embung yang masih kurang sangat banyak,” katanya.
Sebelumnya Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Hadji Husen mengatakan, ada 15 dari 22 kabupaten di daerah itu yang dilanda kekeringan sudah melaporkan adanya ancaman itu.
Ke-15 kabupaten itu adalah Kabupaten Lembata, Flores Timur, Ende, Nagekeo, Alor, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sabu Raijua, Sikka, Kupang. Timor Tengah Selatan, Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Kabupaten Belu.

Artikel ini ditulis oleh: