Ia mengatakan peristiwa naas yang menimpa kelompok pendulang hingga dua orang meninggal akibat tertimbun terjadi di pendulangan intan di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka.
Dijelaskan, tewasnya para pendulang merupakan hal biasa bagi masyarakat sekitar yang hampir sebagian besar menjalani aktivitas pendulangan mencari intan atau berlian.
“Jika ada pendulang yang meninggal karena tertimbun, sudah dianggap hal biasa dan langsung dikebumikan di sekitar tempat tinggal. Kami hanya menerima laporan,” ujarnya.
Sementara itu, kejadian longsor di lokasi pendulangan intan tradisional berawal saat kedua korban bersama kelompoknya melakukan pendulangan intan atau disebut “galuh”.
Diduga, lubang pendulangan yang dikerjakan kelompok tersebut longsor dan kedua korban yang berada di dalam lubang tidak sempat menyelamatkan diri saat kejadian naas itu.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: