Jakarta, Aktual.co — Dua perusahaan Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama investasi dengan Australian Rural Export di bidang peternakan sapi terintegrasi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, senilai 10 juta dolar AS. Dua perusahaan Indonesia itu adalah PT Pramana Agri Resources dan PT Rumpinary Agro Industry.
Perusahaan hasil usaha patungan (joint venture) bernama PT Pramana Austindo itu langsung mengajukan izin prinsip secara “online” ke BKPM.
“Perusahaan patungan tersebut diproyeksi bisa menyerap 160 tenaga kerja langsung karena akan terintegrasi dengan dengan rumah potong hewan (RPH) dan fasilitas pengolahan berupa ‘boxed beef’,” kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga dalam siaran pers Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diterima di Jakarta, Rabu (10/6).
Investasi tersebut memerlukan lahan seluas 5.000 hektare untuk pengembangan/penyediaan bahan pakan ternak sapi serta 30 hektare untuk pengembangan penggemukan (feedlot) yang terintegrasi dengan rumah potong hewan. Rencananya proyek tersebut akan mulai beroperasi pada akhir September 2015. Ketiga perusahaan yang bekerjasama itu merupakan perusahaan yang memiliki pengalaman di bidang usaha peternakan sapi.
PT Pramana Agri Resources sebelumnya telah mengembangkan peternakan dan pengolahan daging sapi yang terintegrasi dengan pertanian tanaman pangan di Sumba, NTT, sedangkan PT Rumpinary Agro Industry (RAI) berpengalaman di bidang usaha penggemukan sapi di Rumpin, Bogor. Sementara Austrex (Australia) telah dikenal lama sebagai perusahaan peternakan sapi kedua terbesar di Negeri Kangguru.
Menurut Himawan, kerja sama itu juga diharapkan dapat menambah kapasitas produksi daging sapi khususnya di wilayah Sulawesi sebesar 625 ton per tahun, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak lokal melalui kemitraan usaha.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka