yogyakarta, Aktual.com – Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai melibatkan dua psikiater dari Markas Besar Polri untuk mewawancarai dokter Rica Tri Handayani, yang sebelumnya sempat menghilang karena mengikuti kegiatan kelompok tertentu.
“Dua psikiater dari Mabes Polri sudah datang di Mapolda DIY tadi siang (Kamis, 14/1) untuk membantu mewawancarai dokter Rica,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta AKBP Anny Pudjiastuti di Yogyakarta, ditulis Jumat (15/1).
Menurut Anny, kedua psikiater tersebur akan bertugas menggali latar belakang Rica bergabung dengan organisasi yang disebut-sebut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), serta peran V dan E dalam kasus tersebut.
“Sebagian besar akan berfokus menggali sesuai posisi Rica sebagai saksi dalam kasus itu,” kata dia.
Menurut dia, kondisi dokter Rica saat ini sudah lebih membaik. Dokter muda lulusan Universitas Islam Indonesia (UII) itu, kata Anny sudah lebih terbuka dan mau berkomunikasi dibanding sebelumnya saat tiba dari Bandara Waringin Barat, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
“Sudah semakin membaik dan mau berkomunikasi,” kata dia.
Kendati demikian, Anny mengatakan proses wawancara belum dapat dipastikan waktunya. Pelaksanaannya dapat berlangsung beberapa hari, bisa Polda atau di kediaman Rica.
“Hasil wawancara belum bisa dipastikan lamanya tergantung kesediaan yang bersangkutan,” kata Anny.
Sementara itu untuk kedua perekrut, E dan V yang merupakan sepupu Rica telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY. Keduanya diduga melakukan perbuatan membawa lari perempuan dengan tipu muslihat ataupun dengan ancaman kekerasan sesuai dengan Pasal 332 ayat (1) ke-2 KUHP.
Sebelumnya, dokter Rica Tri Handayani bersama anaknya yang hilang sejak 30 Desember 2015 ditemukan jajaran Polda DIY di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Selama menghilang, dokter asal Lampung ini diduga ikut dalam kegiatan kelompok Gafatar.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara