Warga melintasi lokasi longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, Sabtu (26/3). Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat, serta 159 orang terpaksa mengungsi karena ancaman longsor susulan. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sejak Jumat, (13/1) menimbulkan bencana tanah longsor di Kampung Sampora yang akibatnya dua rumah warga rusak berat pada Sabtu, (14/1).

“Bencana tanah longsor yang terjadi di RT 03/05, Desa Sampora, Kecamatan Cikidang ini selain dua rumah ambruk, juga menyebabkan dua rumah lainnya rusak ringan dan lima lainnya terancam,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo di Sukabumi, Sabtu (14/1).

Bencana yang terjadi sekitar pukul 08.00 WIB namun laporannya baru diterima BPBD setempat sekitar pukul 13.20 WIB ini tidak menimbulkan korban jiwa. Tapi, dua kepala keluarga terpaksa harus diungsikan karena rumahnya tidak bisa lagi digunakan.

Longsor ini disebabkan karena tebing tanah yang berada di belakang rumah warga tidak bisa lagi menahan rembesan air hujan, ditambah kondisi tanah labil yang akhirnya longsor dan menimpa permukiman yang ada di bawahnya.

Antisipasi bencana susulan, apalagi hujan masih turun di lokasi bencana, pihaknya sudah menyiagakan relawan BPBD serta berkoordinasi dengan unsur Muspika Cikidang.

Untuk bantuan darurat sudah disalurkan kepada warga yang menjadi korban bencana tanah longsor ini. Menurutnya, bencana serupa berpotensi terjadi kembali, karena curah hujan masih cukup tinggi.

Maka dari itu, warga yang tinggal di sekitar tebing untuk selalu waspada serta lebih baik mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman untuk antisipasi terjadinya longsor susulan dan bisa saja menimbulkan jatuhnya korban jiwa.

“Upaya yang kami lakukan setelah bencana ini adalah menimalisir dampak khususnya kerugian harta maupun jiwa. Sementara untuk kerugiannya masih dalam pendataan,” tambahnya.

Usman mengatakan puncak musim hujan harus diwaspadai warga, karena seluruh kecamatan di Kabupaten Sukabumi masuh dalam daerah rawan bencana mulai dari banjir, pergerakan tanah, puting beliung hingga longsor.

Tingginya angka kasus bencana yang jarak satu lokasi ke lokasi lainnya cukup jauh, sehingga pihaknya membagi beberapa tim untuk mempercepat penanggulangan. Adapun bantuan darurat yang disiapkan seperti makanan instan, perlengkapan mandi, makan dan tidur serta obat-obatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka