Rantauprapat, Aktual.com – Kepolisian Resor Labuhanbatu mengamankan dua orang pria yang diduga pendukung kelompok radikal ISIS di Jalan Lintas Sumatera Kelurahan Perdamean, Kecamatan Rantau Selatan.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang, membenarkan pihaknya telah mengamankan dua terduga simpatisan ISIS dari hasil penyelidikan dan pengembangan yakni AK dan FD.
Diamankannya kedua pria tersebut berawal ketika FD (27) warga Kabupaten Labuhanbatu, Sumut, tidak terima setelah sepeda motor yang digunakan rekannya AK (28) warga Kota Pekan Baru, Riau, ditilang personel Satlantas dalam kegiatan rutin pemeriksaan kendaraan, Jumat (20/10) malam sekira pukul 09.30 WIB di Pos Satlantas Sigambal.
Pada saat itu personel menghentikan sepeda motor matic tanpa nomor polisi yang dikendarai AK dari arah Selatan ke Utara karena tidak bisa menunjukan dokumen surat kendaraan.
Selanjutnya AK menghubungi FD untuk melaporkan sepeda motor yang digunakannya diamankan polisi, lalu FD datang kepada petugas memohon agar kendaraanya dilepaskan.
Namun, petugas bersikukuh agar sepeda motor tersebut ditahan sebagai barang bukti hingga membuat FD berang dan menyebut dirinya sebagai pendukung ISIS Labuhanbatu.
Untuk kepentingan penyelidikan, ujar Frido, personel menghubungi Satintelkam dan Polsek Bilah Hulu guna mendalami keterlibatan AK dan FD dalam kelompok teroris berdasarkan pengakuannya.
Setelah digeledah dalam kontrakan AK ditemukan barang bukti dokumen-dokumen tentang gerakan terorisme, yakni bendera ISIS, buku tentang kekhilafaan, sejumlah dokumen dan bendera khilafah islamiyah.
Frido menjelaskan, untuk kepentingan lebih lanjut, Polres Labuhanbatu berkoordinasi dan mengamankan dua pria terduga simpatisan kelompok radikal ISIS dan juga istri FD ke Polda Sumut.
“Kami sudah temukan dokumen dan kami belum bisa menyimpulkan lebih lanjut, nanti diselidiki lagi di Polda,” katanya ketika di hubungi di Rantauprapat, Sabtu (21/10).
Terpisah, Kepala Lingkungan Perdamean, Kelurahan Perdamean, Suhadi menjelaskan, FD dikenal berprofesi sebagai tukang kunci yang membuka usaha di rumah kontrakannya sekitar setahun yang lalu, sedangkan AK baru dilihatnya dalam sepekan ini.
Pihaknya tidak mengetahui tentang aktivitas mencurigakan serta keterlibatan AK dan FD dalam kelompok radikal di daerahnya.
“Keluarga FD tertutup. Yang saya tahu dia tukang kunci, rekannya tidak tahu kerja apa,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: