Jakarta, Aktual.com — Duta besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok merangkap Mongolia, Soegeng Rahardjo menyampaikan pentingnya peran serta Indonesia melibatkan diri secara aktif untuk menjaga stabilitas kawasan Laut China Selatan (LCS).
Menurutnya kawasan itu merupakan jalur strategis dalam perputaran roda pekonomin dan distribusi energi, untuk itu dia mendorong penyelesaian secara dialog pada setiap persengketaan demi menjaga kepentingan bersama pada kawasan itu.
“Jalur Laut China ini jalur penting, jalur ekonomi dan jalur energi yang harus diselamatkan,” tuturnya di Jakarta, Senin (18/4)
Lebih lanjut pria kelahiran Jawa Barat itu menegaskan apa yang terjadi belakangan ini yakni terkait adanya kapal nelayan China masuk ke perairan Indonesia hanyalah masalah overlapping atau tumpang tindih semata, dia membantah kalau itu disebut sebagai bentuk aksi klaim wilayah oleh China.
Menurutnya kedaulatan Indonesia pada perairan Natuna dengan tegas telah diakui oleh Tiongkok pada tahun 1990 saat normalisasi hubungan kedua negara.
“Saya rasa posisi tiongkok telah disampaikan Menteri Luar Negeri Tiongkok pada Menteri Luar Negeri Alm Ali Altas tahun 1990 pada saat normalisasi hubungan kedua negara, mereka dengan jelas mengatakan posisi Natuna bagian dari kedaulatan Indonesia dan mereka tidak memiliki persengketaaan di kawasan itu,” imbuhnya.
Lalu disampaikan kembali pada saat Hassan Wirajuda menjabat Menteri Luar Negeri, dan diulangi lagi pada saat Menteri Luar Negeri dijabat oleh Marty Natalegawa.
“Jaman pak Hassan Wirajuda, diulangi lagi jaman pak Marty Natalegawa, lalu disampaikan ke ketua komisi satu di tiongkok. Tidak ada klaim segala macam dari Tiongkok atas wilayah perairan Natuna,” pungkas mantan Atase Republik Indonesia untuk Third Committee PBB itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan