Erbil, Aktual —Dubes Republik Indonesia untuk Irak, Safzen Noerdin, sejak 2012 sudah membuka tradisi, yakni mengajak para pelaku usaha di Indonesia, termasuk UKM, untuk berpartisipasi dalam pameran perdagangan internasional, yang diadakan setiap tahun di Baghdad.

Demikian dijelaskan Koordinator Fungsi Politik dan Ekonomi, merangkap Kepala Kanselerai KBRI Baghdad, S. Ari Wardhana, kepada wartawan Aktual.com, Satrio Arismunandar, yang melaporkan dari Erbil, Irak, Minggu (8/10). Pameran perdagangan Baghdad International Fair ke-42 di Irak berlangsung dari 1 sampai 10 November 2015.

Partisipasi Indonesia itu dimulai tahun 2012. Pertama, karena KBRI Baghdad baru mulai diaktifkan kembali sejak 2011. Safzen sendiri baru mulai datang di KBRI pada April 2012. Sebaliknya, untuk setiap pameran perdagangan yang berlangsung di Indonesia, Safzen juga selalu mengusahakan partisipasi dari para pengusaha Irak.

“Sejak Trade Expo di Indonesia tahun 2012, Pak Dubes sudah berhasil menghadirkan sejumlah pengusaha Irak. Saya pikir ini sudah menjadi satu indikator yang baik, positif, untuk membuat ini jadi suatu tradisi. Menghadirkan pengusaha Irak ke Indonesia, karena kita tahu mereka adalah buyers. Kita sebagai produsen di situ melihat kapasitas Indonesia untuk memenuhi kebutuhan Irak,” jelas Ari Wardhana.

Di satu sisi, pada 2012 Indonesia sudah ikut di Baghdad International Fair. Demikian juga pada 2013 dan 2014, Indonesia ikut dengan segala keterbatasan, karena situasi politik dan keamanan yang rawan di Baghdad saat itu. Yakni, adanya aksi militer dari kelompok ekstrem Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), yang berhasil merebut wilayah yang cukup luas di Irak.

“Di saat-saat Pak Dubes dan teman-teman mempersiapkan proses evakuasi KBRI Baghdad (karena ancaman ISIS), kita juga bisa menghadirkan –meski sangat minimal– pelaku usaha dari Indonesia. Jadi saya pikir ini sudah membangun mekanisme untuk saling tahu antara kedua pengusaha. Bagaimana bisa meningkatkan ekspor, jika kita tidak membangun mekanisme seperti ini,” lanjut Ari.

Lantas apa target yang ingin dicapai lewat partisipasi di berbagai pameran perdagangan itu? “Saya pikir targetnya jelas. Targetnya kita akan meningkatkan neraca perdagangan itu hingga sampai memberi surplus yang signifikan bagi Indonesia. Itu harus dilakukan dengan kita setiap tahun mengikuti pameran perdagangan di Irak seperti ini,” kata Ari. ***

Artikel ini ditulis oleh: