Jakarta, Aktual.com — Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat, TB Hasanuddin menyerahkan sepenuhnya ke KPK terkait kabar yang dilansir dari Brunnei’s No1 News mengutip Reuters, yaitu pengakuan dua petinggi China Railway Corporation (CRC) Ji Wenlin dan Zhou Yong Kang yang diduga telah memberi uang US$5 juta atau sekitar Rp45 miliar kepada Menteri BUMN Rini Sumarno dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Itu biarkan saja KPK (komisi pemberantasan korupsi) yang menelusuri (pengakuan) itu,” kata Hasanuddin singkat, di Gedung DPR RI, Rabu (13/4).
Ia mengaku tidak mengetahui alur yang disampaikan dua petinggi CRC tersebut. “Saya tidak tahu alurnya seperti apa,” tandas wakil ketua komisi I DPR RI itu.
Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane, mendesak Direktorat Tindak Pidana Korupsi Mabes Polri menindaklanjuti pengakuan petinggi China Railway Construction Corporation Limited, Ji Wenlin dan Zhou Yongkang sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin (11/4) lalu.
Wenlin dan Zhou dituliskan Reuters memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Rini Soemarno. Menteri yang disebutkan paling menentukan dalam memuluskan pembangunan proyek kereta api di Indonesia. Pada bulan Januari 2016, Ji Wenlin diatur pengiriman uang ke Ibu Rini Sumarno jumlah 5 juta USD.
“Indonesia Police Watch mendesak Polri dengan Dirtipikor bekerja cepat dan jangan hanya mendiamkan kasus ini,” kata Neta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/4).
Menurutnya, Polri bisa segera mengklarifikasikan informasi adanya permainan dalam memuluskan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung oleh Rini. Ada dua hal yang bisa dicapai Polri. Pertama, apakah pengakuan kedua pejabat CRC itu merupakan fitnah yang ingin memojokkan pejabat Indonesia atau tidak.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang