Jakarta, Aktual.com – Sikap sejumlah partai politik yang mewacanakan bakal mendukung Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pada pemilihan kepala daerah (pilkada) 2017 dikritisi.
Menurut pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Reza Hariadi, dukungan tersebut menunjukkan partai politik (parpol) di DKI tak konsisten dan tidak bermoral.
“Karena pada awal 2015 silam, seluruh anggota DPRD DKI tanpa terkecuali, sepakat menggulirkan angket kepada Ahok,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (31/1).
Bergulirnya angket di Kebon Sirih bergulir, lantaran Ahok tidak menyerahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hasil paripurna ke Kemendagri serta melontarkan pernyataan tidak senonoh atau melanggar etika.
Dua hal tersebut, sambung Reza, kemudian menjadi dasar Panitia Angket menyimpulkan dan merekomendasikan perlu ditindaklanjuti dengan hak menyatakan pendapat (HMP), lantaran dianggap melanggar konstitusi dan etika.
“Walaupun akhirnya HMP tak terealisasi hingga kini dan sebagian fraksi menyatakan sikap berbeda, yang harus digarisbawahi, bahwasanya angket itu bergulir setelah seluruh anggota dewan memberikan dukungannya,” bebernya.
“Dan tidak mungkin keputusan sestrategis ini, tidak diketahui ataupun disetujui oleh pimpinan pusat masing-masing partai,” imbuh eks sekretaris jenderal Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu.
Karenanya, Reza mempertanyakan sikap beberapa partai yang belakangan memberikan dukungan kepada Ahok, baik secara terus terang maupun sebatas wacana.
“Sikap partai itu seakan-akan ahistoris dengan keputusan sebelumnya. Ini, jadi salah satu bahan yang seharusnya dikoreksi, karena mempengaruhi citra di masyarakat,” paparnya.
Kalaupun nantinya sejumlah parpol tetap mengusung Ahok, direktur eksekutif Reasonlima itu menilai, harmonisasi pemerintahan provinsi (pemprov) dengan DPRD tidak akan berjalan mulus.
“Dan kepentingan politik parpol pengusung akan diakomodir. Ini bisa kita lihat dari rekam jejak Ahok berpartai dan pengalamannya memimpin Jakarta,” pungkas Reza.
Artikel ini ditulis oleh: