Jakarta, Aktual.co — Bareskrim Polri kini tengah melakukan penyelidikan dugaan terjadinya tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dalam tender pengadaan LPG PT Pertamina (Persero) melalui unit usahanya, Integrated Supply Chain (ISC) dan dimenangkan oleh Total Asia Trading Pte Ltd.

Pada penyelidikan itu, Bareskrim diketahui telah melayangkan pemeriksaan terhadap Manager Market Analysis dan Development ISC Pertamina, Anizar Burlian pada 28 Mei 2015 lalu. Bahkan, Bareskrim juga memanggil Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto untuk dimintai keterangan.

Menanggapi hal itu, Ahli Ekonomi, Keuangan dan Politik Fuad Bawazier menyatakan dukungannya terhadap langkah Bareskrim tersebut.

“Kita harus dorong untuk Bareskrim maju terus pemeriksaan ini. Biarin aja, memang si kucing-kucing itu harus dihabisin, bagus. Jadi malah bagus,” ujar Fuad di Jakarta, Rabu (3/6).

Dirinya mengaku sudah menduga bahwa dengan dialihkannya fungsi pengadaan dari Petral ke ISC, akan lebih memudahkan penegak hukum untuk mengungkap praktik curang dalam kegiatan pengadaan.

“Itu yang saya bilang dengan dipegang ISC itu, saya dari dulu sudah menduga akan lebih mudah ketangkep kucing-kucing itu, akan lebih cepat. Tapi kalau Petral karena ditaruh di singapura, sengaja, tangan kita itu susah jangkaunya ke sana, itu lebih lama. Ini alhamdulilah sudah ketahuan. Kan kapok kalau ketahuan lagi, ketahuan lagi,” ungkap dia.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa hal ini bukan berarti Petral lebih baik dari ISC. Justru ini adalah efek dari dipindahkannya kendali kegiatan pengadaan menjadi di dalam negeri.

“Kalau di Singapura kan puluhan tahun baru ketahuan. Jangan dibenarkan juga Petral, bukan berarti mendingan Petral. Jangan menjadi alat pembenaran untuk merugikan kepentingan nasional,” tutup mantan Menteri Keuangan era Orde Baru itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka