Jakarta, Aktual.com – Kementerian Keuangan mendukung Bank Indonesia untuk terus menurunkan suku bunga acuan 7 Day Repo Rate. Bulan ini BI menurunkan suku bunganya ke level 4,25 persen.

Karena jika suku bunga turun maka pasar obligasi akan bergairah. Sehingga Surat Utang Negara (SUN) yang dijual pemerintah juga akan kian laku. Karena dalam kacamata pemerintah, suku bunga deposito akan terus turun hingga 2018 nanti. Tahun ini pemerintah sudah menerbitkan surat utang mencapai Rp712,9 triliun.

“Pemerintah yakin tingkat suku bunga perbankan akan terus turun jika BI terus menurunkan suku bunganya. Dengan begitu tren tingkat bunga di Indonesia juga akan mengalami penurunan dari awal tahun sampai akhir tahun ini. Bahkan, sampai ke tahun yang akan datang,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Robert Pakpahan, di Jakarta, Jumat (29/9).

Apalagi kemudian, rencana Federal Reserve AS yang akan kembali menurunkan suku bunga Fed funds rate hingga 2018 tidak akan memicu BI untuk menaikkan suku bunga acuan, karena sejumlah indikator makroekonomi domestik mencatatkan tren perbaikan.

“Fed funds rate dinaikan, tetapi suku bunga kita turun. Ini karena makroekonomi Indonesia kuat. Pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dan angka defisit (APBN) maupun utang cukup rendah,” paparnya.

Bahkan, lanjut dia, laju Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mencatatkan inflasi di bawah 4 persen telah menjadi katalis positif bagi pasar obligasi.

“Dengan berkembangnya Surat Berharga Negara (SBN) sebagai sumber pembiayaan APBN, maka penting untuk mengembangkan pasar SBN,” tutur Pakpahan.

Dengan demikian, jelas dia, saat ini pemerintah tidak melulu mengandalkan penyerapan SBN dari institusi. “Kami komitmen meningkatkan edukasi dan kami akan terus mengembangkan investasi di masyarakat untuk memperkuat basis investor ritel guna membiayai APBN,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, realisasi penerbitan SBN hingga 26 September 2017 mencapai 82,93 persen dari target penerbitan (gross) yakni sebesar Rp712,9 triliun.

“Pemerintah secara kontinyu menerbitkan ORI sebagai bagian bagian dari strategi untuk memberdayakan investor domestik,” ujar Robert.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan