Banda Aceh, Aktual.co — Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi) Aceh merespon pernyataan Perdana Menteri Australia Tonny Abbott dengan mengumpulkan koin untuk Australia.
Mereka menganggap pernyataan Abbot tentang bantuan tsunami Aceh tidak etis, karena bantuan itu merupakan bantuan kemanusiaan dan tidak ada hubungan dengan kasus hukuman mati bagi pengedar narkoba di Indonesia.
“Kita buka posko koin untuk Australia,” kata Ketua Kammi Aceh, Darliz Aziz, Sabtu (21/2).
“Kita siap kembalikan dana itu dan kami meminta hukuman mati itu tetap dilanjutkan untuk menyelamatkan generasi muda Aceh dan Indonesia,” katanya.
Rakyat Aceh, lanjut Darliz, menghargai dan berterima kasih atas semua bantuan negara sahabat yang memulihkan Aceh pasca tsunami.
“Namun, jangan mengungkit bantuan dan mengkaitkannya dengan hukuman mati. Kita minta Presiden tetap melakukan eksekusi mati untuk kasus narkoba,” ujarnya.
Sementara itu, Mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, menanggapi gerakan sosial tersebut. Dia menyatakan, gerakan itu bentuk emosi dan kekecewaan. Memalui akun Facebook-nya, Irwandi menyatakan “Bantuan orang dengan senang hati kita terima, bahkan ‘toh lom (mana lagi) ?”. .
“Tapi begitu orang salah omong sedikit kita langsung meradang tanpa kontrol. Pada saat kita mengkritik silap lidah Abbot secara brutal dan membuat aksi kumpul recehan, maka sebenarnya yang sedang kita lukai adalah perasaan rakyat Australia, murid TK, pelajar, ibu rumah tangga, dan seluruh lapisan rakyat yg telah menyumbang untuk Aceh,” tulis Irwandi.
“Kenapa kita sudah berubah menjadi suatu komunitas yang emosional?. Martabat apakah yang sedang bangsa ini perjuangkan? Reaksi kita yang berlebihan menunjukkan di level mana kita sedang berdiri.”
Irwandi kembali menuturkan, bahwa PM Australia tersebut telah salah bicara dan dia sedang ‘diserbu’ oleh rakyatnya sendiri.
“Tetapi ketika kita beraksi dengan emosi disini, kita sebenarnya sedang menista rakyat Australia yang telah berbaik hati kepada kita. Tindakan kita lebih buruk dan lebih kekanak-kanakkan dari ucapan Abbot. Bukan begini caranya dalam pergaulan internasional,” tandas Irwandi.
Artikel ini ditulis oleh:

















