Jakarta, Aktual.com – Pernyataan Chief of Executive Officer (CEO) Starbuck Howard Mark Schultz, yang mendukung kampanye Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) mendapat reaksi keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua Komisi Ekonomi MUI, Azrul Tanjung pun mengecam dukungan Mark Schultz tersebut.
Menurut Azrul, dukungan yang dinyatakan Howard Mark Schultz dapat berdampak buruk pada roda bisnis Starbucks di negara-negara berpenduduk muslim, termasuk Indonesia. Ia pun menganggap pernyataan tersebut sebagai pernyataan yang sama sekali tidak menghormati umat Islam.
“Diperkuat lagi penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, tentu saja ini akan menjadi faktor utama bagi investor untuk berfikir ulang menginvestasikan uangnya ke Starbucks dan bisa jadi yg telah menginvestasikan uangnya akan menarik investasinya tersebut,” jelas Azrul dalam siaran pers yang diterima aktual.com di Jakarta, Sabtu (1/7).
“Bisa dibayangkan, para investor saja dia tekan, apa lagi karyawan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Howard Mark Schultz yang merupakan CEO Starbucks mempertegas dukungannya dan mengkampanyekan kesetaraan LGBT dan pernikahan sejenis. Ia juga mempersilahkan pemilik saham yang tidak sejalan dengannya untuk hengkang dari Starbucks.
Menurut Azrul, dukungan tersebut akan berdampak buruk pada keberadaan Starbucks di Indonesia. Ia mengatakan bahwa dukungan Howard dapat menimbulkan aksi boikot yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia.
Terlebih, mayoritas penduduk Indonesia sendiri beragama Islam, sehingga jika umat Islam melakukan boikot terhadap Starbucks, dapat dipastikan roda bisnis Starbucks akan goyah.
“Kita tahu sasaran pasar Starbucks adalah mayoritas beragama Islam dan jika aksi boikot Starbucks akibat pernyataan tersebut tersebar luas ke seluruh Indonesia, itu (akan membuat) umat Islam enggan untuk mampir ke Starbucks pasti berakibat buruk,” terangnya.
“(Jika) Umat muslim dan pembenci LGBT serta pernikahan sejenis enggan belanja di Starbucks, tentu saja investor lari dan menarik diri, bisa dipastikan Starbucks akan bangkrut dan hengkang dari Indonesia,” tegas Azrul.
Lebih lanjut, Azrul juga mengajak umat Islam untuk bersiap-siap membuka usaha sejenis jika nantinya boikot Starbucks berjalan di Indonesia. Menurutnya, akan lebih baik jika umat Islam Indonesia mengkonsumsi dan mencintai produk dalam negeri ketimbang Starbucks.
“Ini kesempatan baik bagi pengusaha muslim Indonesia untuk menyiapkan diri menjadi pengganti Starbucks,” tutupnya.
Laporan Teuku Wildan
Artikel ini ditulis oleh: